Wisata ke Lombok, wow Keren Banget!

Ulin dan Masyrifah berfoto bersama peserta lain setelah snorkling di Gili Trawangan. Wisata ke Lombok, wow Keren Banget! (Istimewa/PWMU.CO)

Wisata ke Lombok, wow Keren Banget! Liputan Siti Agustini 

PWMU.CO – Pergi ke Lombok, wow Keren Banget! Begitulah kesan peserta Rihlah Pengaderan Keluarga Karyawan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim ke Lombok, Raya Nusa Tenggara Barat yang terselenggara pada 25-27 Desember 2023lalu. Meski acara sudah selesai, namun masih menyisakan kesan dan cerita. 

Beberapa dari 56 peserta—terdiri dari karyawan dan pimpinan yang diwakili Wakil Ketua PWM Jatim Ir Tamhid Masyhudi dan Bendahara PWM Jatim drh Zainul Muslimin bersama anggota keluarganya masing-masing, bertutur kepada PWMU.CO.

Kesan Masyrifah, karyawan kerumahtanggaan selama 29 tahun dan sudah purnatugas, namun diangkat kembali ini, merasa senang sekali. Dia tak didampingi anggota keluarganya. Perempuan yang sangat ramah ini memang sudah hidup sendiri, sejak suaminya wafat. 

“Anak-anak yang biasa saya ajak dulu waktu rihlah, sekarang sudah dewasa. Mereka sudah punya kegiatan sendiri,” ujarnya ketika ditanya tentang dua anak tetangganya yang selalu diajak saat rihlah. Walaupun tak ada hubungan kekerabatan, dua anak tetangganya yang Nasrani itu sudah lengket sejak kecil. Mereka seperti anaknya sendiri.

Demikian pula dengan driver PWM Jatim, Romeli, yang juga merasa senang. Laki-laki yang juga single ini sudah mengabdi selama empat tahun, turut serta dalam kegiatan tersebut.

“Pergi ke Lombok,  wow.. keren banget! Banyak sekali tempat wisata yang bagus dan indah. Pantai, pegunungan, dan lingkungannya yang tampak masih alami. Dusun Ende yang perkampungan suku Sasak, juga menarik dari budaya tradisionalnya. Kita bisa tahu bagaimana kehidupan mereka,” ungkap Romeli.

Selatan mengunjungi perkampungan Suku Sasak di Dusun Ende, rombongan juga berwisata ke Tanjung Aan Bukit Merese, berfoto di depar Sirkuit Mandalika karena tak bisa masuk, , Desa Sukarara pusat kerajian tenun songket khas Lombok, Gili Trawangan untuk snorkling, Bukit Malimbu, Pelabuhan Teluk Nare lalu naik perahu bottom glass, dan mampir ke Kantor PWM Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca sambungan di halaman 2: Berangkat dari Rumah Sakit

Musodik (kanan) bersama rombongan Rihlah Pengaderan Karyawan PWM Jatim sesaat sebelum take off (M. Mufti Asshidiqi/PWMU.CO)

Berangkat dari Rumah Sakit

Ulin Nuha ikut bercerita. Dia yang bertugas sebagai office boy (OB) PWM Jatim, mengaku baru pertama naik pesawat. “Saya itu takut dan gugup saat naik pesawat. Terutama saat pesawat mau take off. Jantung saya sampai bunyi dek…dek…dek!” Tapi saya juga kagum lihat pramugari-pramugari yang sangat cantik,” ungkapnya sambil tertawa.

Ulin yang sebelumnya pegawai clining service ini menilai banyak aturan kalau naik pesawat. Sampai-sampai dia minta tolong Zainal Arifin, staf administrasi PWM Jatim, untuk selalu mengingatkannya. 

Ulin juga bercerita tentang kekhawatiran ibunya saat ia berpamitan. Ibundanya bertanya apakah tidak bisa naik kendaraan lain selain pesawat. Tapi Ulin pun bisa meyakinkan ibunya, bahwa semuanya akan lancar. Dia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada PWM Jatim. Kesempatan yang luar biasa baginya bisa pergi ke Lombok.

Cerita lainnya, putra Tamhid Masyhudi, yang pergi dengan keadaan tangan kiri dibalut gips. Sehari sebelum keberangkatan, Muh. Salman Ad-Daviq, jatuh saat sepak bola, sparing dengan lawan main tim.

“Alhamdulillah bisa berangkat. Setelah Subuh langsung berangkat dari RS Muhammadiyah Siti Khodijah Sepanjang. Dokter sudah mengizinkan, jadi tak masalah,” kata Tamhid.

Daviq dan Aisyah Mujtahidah At-Taraib (Aida) yang juga seperti sebagian dari anak-anak karyawan lainnya, baru pertama naik pesawat. Terlihat mimik muka mereka agak ketakutan, saat merasakan pesawat take off.

“Bu, telingaku rasanya kok seperti buntu (maksudnya tak dengar)?” ujar Aida, anak bungsu Tamhid- kepada ibunya selesai pesawat take off.

Baca sambungan di halaman 3: Bentuk Apresiasi

Masyrifah (kanan_ bersama Ummi Chabibah berfoto saat menunggu boarding kepulangan di Bandar Udara Internasional Lombok (Masyrifah/PWMU.CO)

Bentuk Apresiasi

Selain pengalaman pertama bagi yang belum pernah naik pesawat, kesan mendalam pun tercipta. “Saya merasa terharu dengan kebersamaan saat gala dinner kemarin,” ungkap Adistia Anna Prasiwi yang juga membawa balitanya yang sempat demam. Momen ini baginya akan terus melekat dalam ingatannya.

Dia bersama Rudi Utomo dan Nurul Susilowati didaulat untuk menyanyi. Bahkan Zainul Muslimin pun juga mau tampil bernyanyi bersama. Semua peserta menjadi terhibur, bahkan ikut menyanyi juga.

Akhir acara, lagu Kemesraan dinyanyikan bersama oleh peserta, salah satunya Adistia Anna Prasiwi, istri Udi Al Akiro. Dia menyatakan kemesraan, kekompakan, dan kekeluargaan di antara karyawan PWM akan terus terjalin. “Ya seperti lagu Kemesraan,” tambahnya.

Kepala Kantor PWM Musodik SPd bercerita tentang acara ini.  Kegiatan ini sebenarnya sudah berlangsung lama. “Ini bentuk apresiasi dan penghargaan kepada mereka yang bekerja setiap saat dan selalu siap untuk Persyarikatan,” ujarnya. 

Oleh sebab itu, setiap tahun sekali mereka bisa bersenang-senang bersama keluarganya. Tidak hanya berwisata sesuai destinasi yang disepakati, namun bisa menguatkan ideologi kemuhammadiyahaan anggota keluarganya,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Dia menuturkan, selalu ada acara dengan pimpinan Muhammadiyah dan Aisyiyah setempat. 

Suami dari Ira Rakhmawati ini juga menyampaikan, rihlah sempat terhenti beberapa tahun. Hal ini karena ada pergantian  rihlah menjadi umrah untuk karyawan tetap PWM. 

” Saat periode Kiai Saad Ibrahim, beliau meminta para karyawan tetap diumrahkan,” jelasnya. Namun akhirnya, tutur dia lagi, Rihlah Pengaderan ini ada lagi. Ini karena semua karyawan tetap sudah umrah.

“Semoga tahun depan dapat terwujud lagi,” harapnya menutup perbincangan. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version