PWMU.CO – Seminar Nasional Sosialisasi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) Regional Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta merupakan bagian dari jihad. Menurut Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dr Hamim Ilyas MAg, ini perjuangan berat.
“Dalam waktu yang sudah dijalani ini bahkan kita sudah dipoyoki (digoda atau dicemooh) bahwa Muhammadiyah kembali ke imkan rukyat dan tidak istikamah,” jelasnya di Ruang Amphitheater Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Padahal, lanjutnya, Muhammadiyah tetap istikamah dalam pembaharuan (tajdid). “Proses perubahan dari wujudul hilal ke KHGT ini bukanlah nasikh-mansukh, tetapi perubahan ini adalah proses perubahan hukum dari Makiyah ke Madaniah,” terangnya.
Dia lantas mencontohkan sebagaimana pengharaman khamr yang bukan merupakan nasikh dan mansukh.
Sementara Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Syamsul Anwar MA menerangkan, “KHGT merupakan Keputusan Muktamar Muhammadiyah Ke-47 di Makassar tahun 2015 dan kedua dalam Risalah Islam Berkemajuan sebagai Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta tahun 2022.”
Syamsul Anwar menegaskan, “Pimpinan dan warga Muhammadiyah wajib memahami persoalan KHGT ini. Tidak harus bisa menghitung karena sudah ada ahlinya, tetapi cukup memahami dan bisa menyampaikan kembali ke Masyarakat.”
Sambil berkelakar, Syamsul mengatakan, “Saya juga tidak pandai menghitung tapi karena hampir tiap tahun ditanya orang dan wartawan, makanya saya banyak belajar dan membaca agar bisa menjawab dengan baik. Bahkan sampai mimpi pun isinya ilmu falak,” ujarnya bersambut tawa peserta.
Butuh Waktu Diterima
Pada acara pembukaan, Drs Parjiman MAg, Wakil Rektor UAD Bidang al-Islam Kemuhammadiyah (AIK) menyampaikan, “Kami mengapresiasi langkah besar MTT PP yang terus konsisten menyuarakan KHGT dan terus menyempurnakan konsepnya.”
Parjiman juga menyampaikan terima kasih setinggi-tingginya kepada MTT PP yang telah memilih UAD untuk kolaborasi kegiatan kali ini, Jumat (5/1/2024). Dia lantas menceritakan perjuangan Muhammadiyah di masa Kiai Dahlan dalam memperjuangkan arah kiblat yang membutuhkan waktu lama untuk diterima semua kalangan.
“Ketika dulu Muhammadiyah meluruskan arah kiblat, membutuhkan waktu lama untuk dapat diterima. Bahkan hampir 1 abad,” kenangnya.
“KHGT mungkin akan serupa kisahnya. Mudah diterima oleh warga Muhammadiyah namun membutuhkan waktu lama dan proses panjang untuk diterima masyarakat luas, namun kita harus selalu optimis” tuturnya.
Seminar dua hari ini, Jumat-Sabtu (5-6/1/2024), kolaborasi MTT PP Muhammadiyah dengan Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. Acara serupa sebelumnya berlangsung di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) pada Oktober 2023 untuk regional Sumatera dan di Universitas Muhammadiyah Mataram (Ummat) pada Desember 2023 untuk regional Nusa Tenggara dan Bali.
Mengutip dari buku ‘KHGT: Konsep, Argumen dan Implementasinya’ halaman ii tertulis, “KHGT adalah bentuk nyata upaya Muhammadiyah dalam mewujudkan persatuan dan ketertiban dunia dalam bentuk sistem penjadwalan waktu atau yang disebut dengan kalender.”
Masih di buku yang sama, pada halaman iii, tertulis, pada Rapat Kerja Pusat (Rakerpus) MTT dan Seminar Nasional yang dihadiri MTT se-Indonesia di Universitas Muhammadiyah Malang pada Jumat-Ahad (21-23/7/2023) disepakati Muhammadiyah akan segera melaunching dan menggunakan KHGT tepat pada saat majelis Tarjih berusia 100 tahun hijriah. Dalam sidang komisinya disepakati, akan dilakukan sosialisasi secara massif tentang KHGT dan pergeseran hisab hakiki wujudul hilal menuju KHGT. (*)
Penulis Nurul Hidayah Coeditor Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni