PWMU.CO – Siapa itu Aisyiyah? Itulah kalimat tanya yang dilontarkan Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur, Asmawati Rosyidah SH MPd.
Dia menyampaikan kepada peserta Baitul Arqam Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik, Sabtu (13/01/2024) di Hotel Royal Tretes View Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Asmawati lantas menjelaskan Anggaran Dasar Aisyiyah Pasal 4 bahwa ‘Aisyiyah ialah organisasi perempuan persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid, yang berasas Islam serta bersumber kepada al-Qur’an dan as-Sunah.
“Aisyiyah adalah ortom, namun ortom khusus. Apa itu ortom khusus? Yaitu ortom khusus persyarikatan Muhammadiyah, boleh mendirikan amal usaha di bidang pendidikan dan kesehatan,” terangnya.
Asmawati lantas memaparkan 7 pokok pikiran Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah yang menjadi salah satu landasan ideologi gerakan.
“Pertama, hidup manusia harus berdasar tauhid, bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat kepada Allah SWT,” terangnya.
Kedua, hidup manusia itu bermasyarakat. Ketiga, hanya hukum Allah SWT yang dapat dijadikan sendi membentuk pribadi utama dan mengatur ketertiban hidup bersama menuju hidup bahagia hakiki di dunia dan akhirat.
“Keempat, berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya adalah wajib sebagai ibadat kepada Allah swt dan berbuat ihsan kepada sesama manusia,” lanjutnya.
Kelima, mengikuti jejak (ittibak) perjuangan para nabi, terutama Nabi Muhammad saw. Keenam, perjuangan mewujudkan pikiran-pikiran tersebut hanya dapat dilaksanakan dengan berorganisasi.
“Ketujuh, pokok-pokok pikiran yang diterangkan tersebut bertujuan untuk terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT,” ujarnya.
Asmawati tidak banyak menjabarkan penjelasan terkait tujuh pokok pikiran Muqaddimah AD Muhammadiyah tersebut, karena ia selanjutnya membagi peserta menjadi 12 kelompok untuk mendemonstrasikan implementasi nilai-nilai tersebut dalam bentuk drama, role play ataupun bentuk lain.
Ia lantas menjelaskan terkait sistematika Muqaddimah Anggaran Dasar. Diawali dengan Surat al-Fatihah dan ikrar radhitu billahi rabba dan seterusnya. “Muqaddimah mengandung tujuh pokok pikiran. “Muqaddimah kita itu diawali dengan alfatihah, jadi membuka acara dengan Al Fatihah itu tidak meniru sebelah,” tandasnya. (*)
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni