PWMU.CO – Usai penutupan ToT Bimtek LDK Regional I yang digelar di Asrama Haji Pekanbaru, Sabtu-Ahad (20-21/01/2024), peserta pun kembali ke rumah masing-masing. Namun kegiatan ini ternyata meninggalkan kesan mendalam bagi mereka hingga mereka pun berbalas pantun di WhatsApp gropup peserta.
Awalnya Fauzi Rahman, salah satu panitia training of trainer (TOT) sekaligus anggota Lembaga Dakwah Khusus (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Riau menyampaikan pengumuman di grup peserta, “Kepada peserta yang akan pulang ke wilayah masing-masing dengan menggunakan bus umum, dapat berkoordinasi dengan panitia, bisa difasilitasi pengantaran menuju terminal,” tulisnya saat peserta tengah bersiap-siap untuk pulang.
Pesan itu lantas dijawab oleh Teuku Azhar Ibrahim Lc, salah satu peserta asal PWM Aceh dengan sebuah pantun dengan emitocon senyum. Dia tampak terkesan dengan pelayanan panitia:
Tanah lancang kuning bertabur kesturi
tempat tegaknya uni (universitas) Umri
pelayanan ramah seperti ini
ingin hati kembali lagi
Abdul Hamid, yang juga anggota panitia ToT sekaligus Sekretaris LDK PWM Riau pun menimpalinya:
Buk Hajjah pulang mengaji
pulang mengaji membawa bingkisan
kami panitia mengucapkan terima kasih
semoga acaranya berkesan
Azhar pun menanggapi pantun dari panitia:
Pisang setandan di dalam peti
masak sebiji dimakan musang
soal kesan indah di hati
akan kembali bila diundang.
Tanpa dikomando, peserta lain juga ikut berpantun. Yanwar Pahlepi, peserta dari PWM Bengkulu menulis:
Pantai panjang bumi rafflesia
tempat kami bermain air
selamat jalan kawan semua
doakan kami selamat sampai tujuan
Mereka pun saling membagikan kondisi perjalanan. Ada yang menghabiskan waktu lebih dari 24 jam.
Ketua LDK PWM Riau Dr Santoso, sekaligus Ketua Panitia TOT tak luput mendoakan dan menyemangati para peserta yang tengah menempuh perjalanan hingga, Senin (22/01/2024).
“Masyaaallah, berkah perjalanan menjadi ibadah jihad yang disiapkan surga,” tulisnya.
Santoso lantas berpantun:
Dari Riau menuju Bengkulu
singgah sebentar membeli semangka
jangan risau pikirkan pemilu
dakwah LDK yang paling utama
Ia berpesan demikian karena sebagian peserta membagikan perjalanannya yang masih singgah di rumah makan sambil menyaksikan siaran televisi yang menayangkan debat pilpres.
Zulfikar, salah satu peserta dari LDK Aceh— yang masih dalam perjalanan dan akan melanjutkan sekitar 12 jam lagi—pun menimpali:
Dari Riau ke Serambi Makkah
singgah sejenak tanah Deli Melayu
sebentar malam lanjutkan melangkah
ke negeri Aceh yang kami tuju
Santoso berpesan bahwa akan lebih bagus kalau diperkuat dengan pantun tentang kondisi dakwah di masing-masing wilayah. Ia lantas menjanjikan, “Ayo buat pantun dakwah, per wilayah 20 pantun, nanti kami terbitkan di Pekanbaru,” ujarnya.
Para peserta pun menyambut positif karena menurut mereka membuat pantun adalah tantangan menarik dan menjaga tradisi Melayu.
Azwar Zainal, peserta dari Pelalawan, Riau kemudian ikut berpantun yang berisi pesan untuk dai:
Menanam padi di tengah sawah
tumbuh subur panennya banyak
menjadi dai hendaklah ramah
walaupun terlupa uang minyak
Berikut pantun dakwah Azwar Zainal yang ditulis dalam beberapa bait:
Azan Magrib berkumandang
pergi ke masjid berbaju putih
dai kita dari Palembang
memberi dakwak penyejuk hati
Anak gadis pergi mengaji
khatam bersama dibimbing ustad
dai komunitas berbenah diri
berdakwah di Mentawai penuh semangat
Dari lampung ke Bengkulu
dari Bengkulu ke Pekanbaru
ikut ToT bertambah ilmu
pergi ceramah tiada ragu
Malam Jumat hujannya lebat
pergi tausiah bawalah payung
ketika berdakwah penuh semangat
materi diuraikan jangan menyinggung
Ke Tanah Suci menunai haji
pergi bersama anak dan istri
beribadah khusukanlah hati
agar mendapat ridha Illahi
Memancing ikan dapatlah belut
dimakan bersama senanglah hati
dai komunitas selalu tahajud
ceramahnya bergema penyejuk hati
Penulis Ain Nurwindasari Editor Mohammad Nurfatoni