PWMU.CO – Masuk Museum Muhammadiyah menjadi agenda kunjungan santri Sekolah Pesantren Entrepreneur Al-Maun Muhammadiyah (SPEAM) ke Yogyakarta.
Museum Muhammadiyah berada di kompleks kampus IV Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
Awalnya jadwal masuk Museum Muhammadiyah pada Kamis (1/2/24), tapi karena jam buka museum sudah hampir tutup, akhirnya ditunda keesokan harinya, Jumat (2/2/24).
Sebelum jam museum buka para santri dan pembimbing sudah tiba di lokasi setengah jam sebelumnya. Menunggu museum dibuka petugas, para santri berpose di depan kampus UAD, museum dan Masjid Islamic Center.
Untuk masuk ke museum, santri SPEAM beserta pembimbing dibagi ke dalam beberapa kelompok. Hal itu dilakukan supaya setiap santri bisa mendapatkan informasi dan pengetahuan yang maksimal dari pemandu.
Para pemandu museum yang berjumlah lebih dari lima orang itu memandu santri SPEAM dan menjelaskan dengan baik di setiap pojok museum.
Setiap pemandu selesai menjelaskan tentang satu objek tertentu, biasanya ia memberikan kesempatan santri SPEAM untuk bertanya. Dan itu dimanfaatkan dengan baik oleh para santri untuk bertanya tentang hal yang mereka belum paham.
Pemandu menjelaskan sejarah panjang Muhammadiyah, perjalanan dan perjuangan KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah, penjelasan mengenai peradaban organisasi Islam Muhammadiyah serta sejarah dakwah sejak permulaan abad ke-20.
Santri juga diperkenalkan dengan koleksi museum yang meliputi artefak, dokumen, dan benda-benda bersejarah yang terkait dengan sejarah gerakan Muhammadiyah.
Brilian Sapita santriwati kelas VIII menyampaikan, begitu masuk museum, dirinya terkesan dengan replika bumi setengah lingkaran yang di dalamnya terdapat peta dunia.
Yang membuatnya terkagum adalah teknologi hologram yang dipakai untuk mengetahui sebaran cabang Muhammadiyah yang ada di seluruh penjuru dunia.
“Itu bagus banget,” ucapnya kagum.
Hal lain yang membuatnya kagum adalah referensi literasi Muhammadiyah. Yaitu hanya dengan men-scan barcode toko Suara Muhammadiyah menggunakan HP akan diarahkan ke kumpulan buku Muhammadiyah.
Sementara Nafisah Rafiqah santri kelas VII mengungkapkan bahwa di museum ini dirinya bisa belajar utuh dan lengkap tentang Muhammadiyah. Salah satunya informasi tentang Organisasi Otonomi (Ortom) Muhamadiyah yang dilengkapi dengan atribut tiap Ortom, buku dan juga informasi melalui audio visual.
Keduanya sepakat bahwa Museum Muhammadiyah adalah objek paling bagus dan menarik di antara objek wisata kampus yang dikunjungi santri SPEAM kali ini.
Khansa santri kelas IX mengatakan, kunjungan ini memberikan pengalaman baru baginya. “Pemandu yang ramah dan edukatif juga dilengkapi dengan teknologi AI kunjungan ke museum ini terasa sangat menyenangkan,” ujarnya.
Penulis Dadang Prabowo, Putri Betyas Noer Fadhila Editor Sugeng Purwanto