PWMU.CO – Calon presiden (capres) nomor urut 1 Anies Baswedan menyampaikan pernyataan pamungkas di sesi penutup Debat Terakhir Capres 2024, Ahad (4/2/2024) malam.
“Selama satu tahun lebih kami berkeliling Indonesia, berjumpa dengan jutaan rakyat. Mereka datang bukan mengharap bayaran, mereka datang membawa harapan. Mereka menginginkan ada perubahan, kondisi hidup yang lebih baik, bisa lebih makmur,” ujarnya.
“Orang tua yang di malam hari melihat anaknya tidur dalam kondisi miskin, dia melihat sambil membayangkan, akankah anak saya tetap miskin seperti ini, kelak? Bisakah mereka hidup lebih baik?” lanjutnya.
Anies lantas menegaskan, “Kami berjuang untuk perubahan agar orang tua yang miskin itu bisa melihat anaknya tidur sambil berkata, ‘Syukur Alhamdulillah, walau saya miskin, walau saya kelas menengah, tapi negara hadir untuk membantu anak saya punya masa depan yang cerah’.”
Menurutnya, perjalanan ini adalah perjalanan spiritual. “Setiap jabat tangan, setiap pelukan membawa pesan, pesan yang mereka sampaikan sebagai titip, ‘Kami ingin Indonesia yang lebih baik, kami ingin Indonesia yang lebih adil’,” ujarnya.
Anies yakin, Tuhan yang maha berkuasa, Allah SWT, menginginkan kekuasaan yang welas asih, cinta kasih. “Karena itu, kami yakin, Tuhan yang Maha Kuasa, Allah SWT, akan memberikan kekuasaan pada yang dikehendaki,” ungkapnya.
Dia lantas menukil potongan surat Ali Imran ayat 26 berikut:
قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلْمُلْكِ تُؤْتِى ٱلْمُلْكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلْمُلْكَ مِمَّن تَشَآءُ
“Bahwa Tuhan akan memberikan dan mencabut dari yang dikehendaki,” terang Anies menjelaskan arti dari ayat al-Quran itu.
“Karena itu, kami dalam berjuang menyadari betul, cinta kasih, welas asih, ketulusan, keteguhan menjadi bagian dari perjuangan ini. Kami menemukan orang-orang yang bertugas di lapangan bersama kami, TNI, polisi, ASN, kepada mereka kami sampaikan rasa terima kasih yang luar biasa,” ucapnya.
Anies berkomitmen, “Kami akan perhatikan mereka untuk bisa hidup lebih baik setiap tahunnya nanti.”
Namun menurutnya, ada yang menolak. Ialah yang hidup dari ketimpangan ini. “Yang justru merasakan kekuasaan dari ketimpangan ini. Itu yang akan kami lawan!” tegas Anies.
Lalu ia meluruskan, “Tapi kami tidak melawan dengan kebencian, kami tidak melawan dengan rasa ketidaksukaan.”
Semangat dalam bahasa Jawa lagi-lagi ia lontarkan di penutupan ini. “Kami akan membawa ini dengan spirit, surodiro joyo ningrat lebur dening pangastuti, bahwa segala angkara murka akan kalah oleh kebaikan.”
Dengan didampingi sang Cawapres Muhaimin Iskandar, Anies menekankan, “Merah Putih di atas semuanya! Penghormatan kepada kebinekaan, penghormatan kepada persatuan akan mengantarkan kita, yang kita ikhtiarkan bersama-sama, menjadi Indonesia yang cerdas, sejahtera, sehat.”
“Kesetaraan, kesempatan bagi semua, itulah yang kami akan bawa. Setara bagi siapa? Laki-perempuan, kaya-miskin, kota-desa. Mereka yang berpendidikan umum, madrasah, pesantren; agama apapun, suku apapun,” urainya di di Jakarta Convention Center (JCC).
Dia juga tegaskan, “Negara tidak berdagang dengan rakyat, negara tidak pelit dengan rakyat, negara tidak berpaling dari yang papa.”
“Negara yang penuh cinta kasih kepada semuanya, negara yang hadir dengan perasaan yang halus, yang rahman, yang rahim, kepada semua yang merangkul dengan perasaan cinta. Sebagai orang tua bagi anak-anaknya, sebagai abah bagi anak-anaknya semua, yang mencintai semua dengan sepenuh hati,” lanjutnya.
“Memperhatikan yang paling bawah untuk meningkat kesejahteraannya. Agar apa? Yang di tengah terangkat. Bila yang di bawah terlupakan, yang di tengah pun akan terlupakan. Terhimpit. Karena itu pesan yang kami bawa adalah pesan negara yang menyayangi, negara yang welas asih,” sekali lagi hal ini ia tekankan.
“Negara yang membereskan soal ketimpangan, negara yang membereskan soal ketidakadilan. Membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar. Menguatkan yang lemah tanpa melemahkan yang kuat. Mari Katong lakukan perubahan!” ajaknya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni