Adakah Doa Khusus Meminta Bertemu Bulan Ramadhan? Oleh Ustadzah Ain Nurwindasari
PWMU.CO – Ramadhan merupakan bulan yang dinantikan oleh umat Islam, karena kemuliaan dan keutamaan yang dimilikinya dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Di antara keutamaan bulan Ramadhan berdasarkan nas-nas yang sharih baik dari ayat al-Qur’an maupun hadis yang dapat diterima ialah di dalam bulan Ramadhan terdapat kewajiban puasa (al-Baqarah:183), diturunkannya al-Qur’an (al-Baqarah 185), dibukanya pintu surga dan ditutup pintu neraka sebagaimana hadis berikut:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ، وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
“Jika bulan Ramadhan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu” (HR Bukhari No 1898, 1899 dan Muslim No 1079).
Termasuk keutamaan Ramadhan ialah dilipatgandakannya amal kebaikan di dalamnya, yang hal ini tidak terjadi di luar bulan Ramadhan.
Oleh karena semua kebaikan, berkah, dan anugerah ini, maka umat Islam selayaknya bersuka cita menyambut bulan yang penuh berkah ini. Sangat dianjurkan pula agar umat Islam menyambut bulan ini dengan kegembiraan dan penuh rasa syukur seraya meminta pertolongan kepada Allah agar dapat berpuasa dan mengerjakan berbagai amal shaleh di bulan Ramadhan.
Adakah Doa Khsusus
Namun, adakah doa yang khusus diajarkan oleh Rasulullah agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan?
Hal ini terkait dengan doa yang cukup populer di kalangan umat Islam terkait menyambut datangnya bulan Ramadhan. Doa tersebut ialah
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
(Allahumma barik lana fii Rajaba wa Sya’baana wa ballighna Ramadhana)
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban. Dan izinkanlah kami menemui bulan Ramadhan”
Doa tersebut terdapat dalam hadis, lengkapnya:
حَدَّثَنَا يُوسُفُ الْقَاضِي، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ، ثنا زَائِدَةُ بْنُ أَبِي الرُّقَادِ، عَنْ زِيَادٍ النُّمَيْرِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَالَ: «اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ، وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ»
“Yusuf Al Qadhi telah meriwayatkan kepada kami, Muhammd bin Abi Bakr Al Muqoddamiy telah meriwayatkan kepada kami, Zaidah bin Abi Ar Ruqad telah meriwayatkan kepada kami, dari Ziyad An Numairiy, dari Anas bin Malik RA, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau apabila memasuki bulan Rajab, beliau berdoa: (Allahumma baarik lana fii Rajaba wa Sya’baana Wa Ballighna Ramadhana) Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban. Dan izinkanlah kami menemui bulan Ramadhan”. (HR Ath-Thabrani)
Hadis di atas dan yang serupa telah dinilai oleh beberapa ahli hadis seperti Syaikh An-Nawawi dan Syaikh Al-Albani bahwa terdapat kelemahan dari para perawi hadis tersebut. Sehingga tidak dapat dikatakan bahwa doa yang populer tersebut adalah dari Nabi Muhammad SAW.
Namun demikian, terdapat riwayat bahwa Ibnu Rajab Al-Hambali berkata,
ﻗَﺎﻝَ ﺑَﻌْﺾُ ﺍﻟﺴَّﻠَﻒُ : ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻥَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳُﺒَﻠِّﻐَﻬُﻢْ ﺷَﻬْﺮَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ، ﺛُﻢَّ ﻳَﺪْﻋُﻮْﻧَﺎﻟﻠﻪَ ﺳِﺘَّﺔَ ﺃَﺷْﻬُﺮٍ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﻘَﺒَّﻠَﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ
“Sebagian salaf berkata, ‘Dahulu mereka (para salaf) berdoa kepada Allah selama enam bulan agar mereka dipertemukan lagi dengan Ramadhan. Kemudian mereka juga berdoa selama enam bulan agar Allah menerima (amal-amal shalih di Ramadhan yang lalu) mereka.” (Latha’if Al-Ma’arif hal. 232)
Artinya, boleh saja dan sangat baik jika meneladani semangat para salafus shaleh untuk berdoa kepada Allah agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan, sebagai tanda kegembiraan dan keimanan atas datangnya bulan suci Ramadhan.
Adapun lafal doa yang digunakan boleh sebagaimana hadis di atas, meski tidak dari Nabi SAW (karena hal ini termasuk pengamalan fadhailul a’mal/keutamaan amal), juga boleh memakai bahasa sendiri dalam memanjatkan doa agar disampaikan usia untuk bertemu bulan Ramadhan. Wallahu a’lam bish shawab. (*)
Ustadzah Ain Nurwindasari SThI, MIRKH adalah anggota Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sekretaris Majelis Tabligh dan Ketarjihan Pimpinan Daerah Asiyiyah (PDA) Gresik; alumnus Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) PP Muhammadiyah dan International Islamic University of Malaysia (IIUM); guru Al-Islam dan Kemuhammadiyahan SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik.
Editor Mohammad Nurfatoni