PWMU.CO – Ecoprint di Triwulan II Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Paciran Lamongan Jawa Timur, Jumat (26/4/2024).
Kegiatan yang diadakan di Aula Perguruan Muhammadiyah Kranji ini dihadiri oleh seluruh Personalia PCNA Paciran, utusan PRNA se-Cabang Paciran, dan PRM Kranji.
Ketua PRM Kranji H Ahmad Fathan dalam sambutannya, beliau mendukung kesempatan belajar kepada kader NA. “Saya sangat mengapresiasi dan mendukung kegiatan ini. Sebab kita juga akan banyak belajar tentang kesenian termasuk seni pembangunan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Departemen Pendidikan Dewi Syarofah mewakili PCNA Paciran, berterima kasih kepada kader NA yang telah meluangkan waktu untuk menghadiri kegiatan tersebut.
“Saya berharap kegiatan ini berjalan lancar dan teman-teman bisa menikmati senangnya praktik ecoprint,” harapnya.
Selanjutnya dalam sesi pengantar praktik, Munif Effendi SE sebagai pembicara memberikan materi mengenai ecoprint. “Filosofis ecoprint adalah kembali ke alam. Berkesenian yang ramah lingkungan yakni memanfaatkan bahan yang diambil dari alam,” jelas Guru Seni Budaya SMP Manarul Quran Paciran tersebut.
Dia juga menambahkan bahwa kegiatan ini bisa dipelajari mulai dari anak TK, bapak/ibu rumah tangga hingga profesional sekalipun. Selain meminimalisir limbah alam, produk hasil ecoprint dapat membantu pemberdayaan di bidang ekonomi karena memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Dalam ecoprint terdapat 2 (dua) teknik yaitu pounding dan steaming. Pounding yakni teknik memukul atau memberi tekanan pada bahan yang digunakan. Sedangkan Steaming adalah teknik mengukus kain di antara proses ecoprint.
Untuk mengerjakan ecoprint melalui teknik pounding, peserta cukup menyiapkan dedauan/bunga, media kain, dan palu/roller. Dia mengatakan bahwa media kain berbahan serat alam hasilnya lebih bertahan lama dibandingkan dengan kain lain.
“Tidak selalu daun dan bunga, tetapi ranting yang kecil bahkan besar juga bisa, tergantung desain yang diinginkan. Daun dan bunga dapat ditemukan di mana saja. Silakan mencoba tumbuhan apa saja di sepanjang perjalanan, tetapi tidak semua daun dan bunga bisa berhasil dicetak dengan sempurna,” pesannya. (*)
Penulis Lyna Novianti. Editor Ichwan Arif.