PWMU.CO – Dua hari menjelang puncak ibadah haji, jamaah shalat Subuh yang ada di Masjid Hayyi Syimali Syisyah, Mekah, mendapat pemantapan dari Syekh Abdul Aziz, imam masjid tersebut.
Dalam pengajian usai Subuh itu, Syekh Abdul Aziz didampingi oleh dua orang jamaah yang maju secara spontan untuk menjadi penerjemah. Mereka adalah Ustadz Tontowi dari Semarang, Indonesia dan satu orang dari Turki.
Maklum, di masjid yang berbentuk segi delapan itu mayoritas jamaahnya adalah calon jamaah haji dari Indonesia dan Turki.
(Baca: Bus Shalawat Berhenti Operasi, Pecah Telor Tak ke Masjid Al Haram dan 1 Riyal = Rp 3.700 yang Bikin Kaget Jamaah Haji India)
Dalam kesempatan tersebut Syekh Abdul Aziz menjelaskan makna surat Albaqarah ayat 196-203. Ayat-ayat yang juga dibaca Syekh saat mengimami shalat Subuh itu sangat kontekstual dengan kondisi jamaah yang sedang menunggu kegiataan di Mina dan Arafah.
Syekh Abdul Aziz mengatakan bahwa ibadah haji adalah ibadah yang sangat mementingkan keihklasan. Diterima atau ditolaknya haji berdasarkan pada keihklasan.
“Dalam melaksanakan ibadah haji jauhilah riya dan sumah. Maka dengan demikian insyaallah haji kita akan diterima oleh Allah,” ungkap Syekh Abdul Aziz, seperti diterjemahkan Ustadz Tontowi.
Salah satu bukti keikhlasan itu, menurut Syekh Abdul Aziz, adalah
ketika kita pulang nanti. “Tidak dipanggil Pak Haji atau Bu Haji, jangan sesekali mempengaruhi sikap kita. Dipanggil Pak Haji atau tidak sikap kita harus tetap sama (ikhlas),” jelasnya.
Syekh muda itu lalu menjelaskan hukum-hukum haji yang terkandung di dalam surat Albaqarah tersebut. Seperti soal haji tamattuk.
Dalam ceramahnya, Syekh Abdul Aziz juga berpesan agar selama menjalankan ibadah haji hendaknya jamaah melakukan kebaikan-kebaikan, dan sebaliknya meninggalkan perbuatan yang bisa menodai kesucian haji seperti rafats (berkata jorok), berbuat maksiat, dan bertengkar.
Syekh Abdul Aziz juga berwasiat bahwa bekal haji yang terbaik adalah takwa. Di akhir ceramahnya dia mengatakan bahwa seorang yang telah menunaikan ibadah haji seperti bayi dilahirkan, bersih dari dosa-dosa.
Semoga, amin! (MN)