Mushala ‘Sujud’ Ar-Rasyid Diwakafkan pada Muhammadiyah Singosari

Mushala “Sujud” Ar-Rasyid yang terletak di Villa Bukit Tanjung Jalan Mujamil, Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Mushala ‘Sujud’ Ar-Rasyid diwakafkan kepada Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Singosari secara resmi, Sabtu (4/5/2024).

Kegiatan tersebut berlangsung di Mushalla ‘Sujud’ Ar Rasyid yang beralamat di Villa Bukit Tanjung Jalan Mujamil RT 03/RW10, Desa Banjararum, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Adapun wakifnya adalah keluarga besar almarhum Prof Dr Ir H Woro Busono MS yang terdiri dari Prof Dr Ir Sucik Maylinda MS (istri) beserta kedua putrinya Ayu Indeswari dan Winda Septarini.

Ikrar wakaf dan penandatanganan akta wakaf disaksikan oleh Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Singosari Drs Moh Djihad Marzuki MSi, petugas kelurahan sekaligus penanggung jawab pengurusan wakaf PCM Singosari Dariyanto, Kepala Dusun Karanglo Banjararum Amunidin Iskandar, Ketua PCM Singosari H Ahmad Syaifudin SH MHum, dan undangan.

Setelah proses ikrar dan penandatanganan mushala dengan luas tanah 203 meter persegi serta luas bangunan lantai satu 140 meter persegi dan lantai dua seluas 45 meter persegi itu telah resmi diserahkan pengelolaannya kepada PCM Singosari dengan Ketua Takmir H Amin Zainullah SPd ST MT.

Keluarga berharap mushala tidak hanya menjadi tempat ibadah, namun juga berfungsi untuk kegiatan sosial dan pertemuan warga.

“Hendaknya mushala dapat dipakai untuk shalat berjamaah, pengajian TPQ, dan kegiatan lainnya yang bernilai ibadah seperti kegiatan sosial dan pertemuan warga agar mushalla menjadi makmur,” tutur Amin Zainullah menirukan pesan almarhum Woro Busono.

Amin menjelaskan bahwa mushala yang mulai beroperasi pada puasa Ramadhan tahun 2020 itu rutin mengadakan kegiatan kajian Ahad pagi antara Subuh hingga Syuruq, santunan sembako tiap bulan kepada jamaah yang memerlukan dengan paket berisi sepuluh kilogram beras, dua kilogram gula serta dua liter minyak. Mushala juga rutin mengadakan penyembelihan hewan kurban dan pengumpulan zakat.

Kisah Mushala “Sujud” Ar-Rasyid

Mushala Ar-Rasyid betul-betul ingin mewujudkan mushala yang ramah pengunjung. Mushala ini tidak pernah dikunci pintunya meskipun di luar jam shalat.

“Tidak pernah dikunci sehingga jika ada keperluan di luar jam shalat bisa diakses dengan mudah terutama musafir, tukang ojek, pengantar paket dan penjual makanan keliling bisa memanfaatkan fasilitas untuk mandi, wudhu serta shalat. Kami juga menyediakan minuman dan makanan ringan yang diletakkan dekat pintu sehingga mudah dilihat dan dijangkau oleh jamaah,” jelasnya melalui pesan WhatsApp.

Dia berharap dengan mushala yang makmur dan ramah pengunjung akan mendatangkan pahala berlimpah dan terus menerus bagi pewakif karena keberadaan mushala dirasakan manfaatnya secara nyata.

Diawali dengan perjalanan almarhum Woro, dosen Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (UB) yang membeli rumah peristirahatan di Villa Bukit Tanjung Jalan Mujamil RT 03/RW10, Desa Banjararum, Kecamatan Singosari pada 2016, setahun kemudian dia berniat untuk membeli tanah di sekitarnya untuk dibangun mushala.

Pada 2018, pembangunan dimulai dengan desain khusus yang dibuat oleh arsitek Ayu Indeswari, putri almarhum.

“Konsep bentuk mushalanya menyerupai orang sedang sujud, bagian depan (mihrab) dibuat rendah sedangkan bagian belakang meninggi,” terang Amin

Konsep sujud awalnya masukan dari teman almarhum Woro, dosen Arsitektur UB. Sebuah analogi dari bentuk sujud. 

Menurut pemberi ide, secara bahasa, sujud adalah pernyataan menghormati, dengan cara berlutut dan tunduk. Sujud juga merupakan salah satu gerakan shalat, yang merupakan simbol dari ketundukan, dan ketakwaan kepada Allah SWT. 

Secara tata ruang, dibuat banyak pencahayaan alami dari jendela-jendela supaya suasana beribadah nyaman dan teduh. Harapannya, dengan kenyamanan itu jamaah bisa mendapatkan pencerahan dan hikmah yang nyata dalam beribadah di Mushala Ar-Rasyid.

Dari konsep arsitektur itulah tempagt ibadah ini disebut mushala “sujud”. (*)

Penulis Nurul Hidayah Editor Mohammad Nurfatoni

Exit mobile version