PWMU.CO – Pendekar Tapak Suci Feri Bagus Setyawan terpilih menjadi Ketua Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Trenggalek periode 2024-2027 menggantikan Didit Sasongko.
Pemilihan pimpinan Musyawarah Daerah HIPMI bertempat di Pendapa Praja Manggala Pemkab Trenggalek, Sabtu (18/5/2024).
Sebelum menjadi pengusaha, Feri Bagus ingin sekali jadi tentara atau polisi. Delapan kali mendaftarkan diri jadi anggota Polri dan Tentara Nasional Indonesia, namun gagal.
”Saya pernah mendaftarkan diri jadi polisi, Angkatan Laut, dan Angkatan Darat. Saya hitung sampai delapan kali, gagal semua,” katanya.
Akhirnya dia sadari takdirnya jadi pengusaha, bukan tentara apalagi polisi.
”Dalam berbisnis kita harus memperbanyak silaturrahmi. Ini penting. Banyak silaturrahmi memiliki jejaring yang luas. Dengan jejaring yang luas kita harus jeli menangkap potensi yang ada,” ujarnya.
Menurut dia, semua orang memiliki ide, gagasan, potensi untuk hal ini. Tapi rata-rata kurang bisa mengambil momentum yang pas.
Ketua Majelis Pengembang UMKM Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) mengatakan, pengusaha harus memiliki mental baja. Terutama bagi pemula.
”Bukan hanya humble, pengusaha juga harus percaya diri. Mental baja, percaya diri, ketelitian dalam mengambil momentum, menjadi sikap menuju pengusaha sukses,” ujar pendekar muda Tapak Suci ini.
Tahun 2011 dia pernah gagal merintis usaha. Lalu memutuskan menekuni bisnis ayahnya, Sudarmanto, sebagai tukang jahit.
Dia mendapatkan dana hibah dari Pemkab Trenggalek untuk beli mesin jahit. Dana itu dibelikan peralatan konveksi. Lantas dia kembangkan bisnis konveksi. Mencari pelanggan dan memenuhi pesanan dengan memuaskan.
”Kita harus selalu respon terhadap keinginan pelanggan. Kalau pesanan pelanggan ada kesalahan harus mau tanggung jawab. Dievaluasi lalu diperbaiki. Diganti,” ujarnya.
Boleh jadi, sambung dia, pelanggan juga order ke penyedia jasa lain. Dibanding-bandingkan. ”Kalau pelayanan dan hasil kerja kita lebih baik pasti kembali pesan lagi,” katanya.
Dia dari keluarga Muhammadiyah. Dia aktif di Tapak Suci. Istrinya, Wahidah Ririn Nur Laili, anggota Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Trenggalek.
Dia dikarunia tiga anak. Dia pun ingin anaknya jadi pengusaha.
Penulis Kamas Tontowi Editor Sugeng Purwanto