PWMU.CO – SMK Muda Genteng Banyuwangi mempraktikkan cara khotbah Jumat, Sabtu (25/5/2024).
Bertempat di Masjid At-Tanwir SMK Muhammadiyah 2 (SMA Muda) Genteng Banyuwangi Jawa Timur, kegiatan ini merupakan rangkaian Ujian Praktik Ibadah Semester Genap Tahun Pelajaran 2023-2024. Pelaksanaan ujian praktik ini ditetapkan selama dua hari, tanggal 22 dan 25 Mei 2024.
Pesertanya adalah siswa Kelas X dan Kelas XI. Mereka berasal dari semua Kompetensi Keahlian. Mulai dari Teknik Elektronika Industri (TEI), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Sepeda Motor (TSM), hingga Kompetensi Animasi.
Untuk kelancaran ujian ini, maka SMK Muda mengerahkan semua guru Ismubanya menjadi penguji ujian ini. Mereka adalah Tondo Harjoyo SPdI, Taufiqur Rohman MPdI, Imam Hambali SHI, Mohammad Adi Purwasono SPd, Mahdi Husein Zainur Ridho SPd, Mohammad Iqbal MH, Satriyo Wibowo, dan Ahmad Aditian Fiadha SPd.
Koordinator Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba), Tondo Harjoyo menyampaikan ada tiga materi Ujian Praktik Ibadah untuk tiap tingkat di semester genap tahun ini. Materi ujian untuk Kelas X, yaitu tayamum, shalat munfarid, dan membaca al-Quran.
“Sedangkan untuk materi ujian Kelas XI terdiri dari praktik khotbah Jumat, shalat berjamaah, dan membaca al-Quran,” ulasnya.
Pelaksanaan ujian tiap kelas didampingi oleh seorang penguji. Dibagi menjadi dua gelombang. Untuk gelombang pertama mulai pukul 7.00-09.00 WIB. Sedangkan untuk gelombang kedua, mulai pukul 9.30-11.30.
Untuk kriteria penilaian yang telah ditetapkan adalah siswa mampu mempraktikkan tayamum dengan benar. Bagaimana cara mengambil debu, mengusapkannya ke wajah, dan kedua punggung telapak tangan. Semuanya harus sesuai dengan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Begitu pula untuk penilaian ujian praktik shalat. Bacaan dan gerakannya sesuai dengan yang telah dituntunkan nabi dalam hadistnya.
Berikutnya, siswa mampu membaca ayat al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid dan makharijul hurufnya.
Sedangkan untuk kriteria penilaian khotbah Jumat, Taufiqur Rohman menyampaikan beberapa hal. Pertama, siswa harus menyetorkan naskah khotbah hasil tulisan tangan sendiri. Tidak boleh plagiat atau copy paste. Kedua, siswa mampu membaca mukadimah khotbah dengan baik dan benar. Ketiga, isi khotbah harus memperhatikan rukun khotbah. Salah satunya adalah wasiat takwa kepada jamaah.
“Dan yang keempat, naskah khotbah dibaca dengan lancar dan tertib,” tegasnya.
Ujian yang berlangsung selama dua hari itu berjalan dengan lancar. (*)
Penulis Taufiqur Rohman. Editor Ichwan Arif.