PWMU.CO – Siswa istimewa bikin Ketua Majelis Dikdasmen dan Pendidikan Non Formal (PNF) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Gresik M. Fadloli Aziz SSi MPd terharu, Senin (27/5/2024) pagi.
Saat itu Aziz menghadiri Pelatihan Kompensatoris Program Khusus Anak Autis dan Belajar Membaca Al-Quran Isyarat bagi Kader Gala, Gantari, SPPI yang diadakan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Gresik. Ini bagian dari rangkaian Milad Ke-107 Aisyiyah.
Gala merupakan akronim Gerakan Aisyiyah Layani Disabilitas. Gantari merupakan Gerakan Cinta Anak tanpa diskriminasi. Sedangkan SPPI ialah singkatan Sekolah Penyelenggara Pendidikan Inklusif.
Aziz menyatakan bersyukur bisa hadir pada momentum itu. “Bisa hadir di tempat yang mulia ini pada acara yang dari awal sampai akhir saya terus terang beberapa kali sempat terharu ketika Bu Innik memanggil anak-anak kita yang luar biasa,” ujarnya.
Sebelum ia menyampaikan sambutan, para pengisi acara memang dari anak berkebutuhan khusus. Misalnya, yang mengaji isyarat ialah Brian Ananta Bryllian yang mengalami tuli bersama rekannya Aisyah Syifa Nur Istighfarin. Mereka dari sekolah UPT SDN 73 Gresik. Di mana Brian mau melanjutkan ke SMP Muhammadiyah Cerme.
Adapun selama lagu Indonesia Raya dan Mars Muhammadiyah maupun Mars Aisyiyah berkumandang, ada beberapa siswa tuli yang membentuk barisan bak paduan suara. Namun mereka menyanyi dengan bahasa isyarat.
Mereka adalah Aisyah Grisseeta Az-Zahra, Achmad Solichul Amri, Mohamat Rizky Khoyrudin, M Dani Ikbar, dan Aisyah Syerviah.
Aziz meyakini, kehadiran siswa istimewa itu menjadi amanah mereka bersama. “Bagaimana anak-anak ini menjadi anak yang hebat sebagaimana dalam al-Quran disindir, ‘Hendaklah kita takut meninggalkan generasi yang lemah secara fisik pendidikan, dan ekonomi’,” ungkapnya.
Ayat yang ia maksud, an-Nisa ayat 9.
وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا
Ayat itulah yang menurutnya membuat ibu-ibu Aisyiyah yang ada di ruang itu menjadi ujung tombak pendidikan siswa istimewa. “Ibu-Ibu mengantarkan anak kita pada potensi terbaiknya, apapun kondisinya. Ini jadi perjuangan dan amanah yang luar biasa,” ujarnya.
Berkaitan dengan al-Quran, Aziz juga mendorong bagaimana mereka bisa menghubungkan anak-anak berkebutuhan khusus itu dengan al-Quran. “Kita ajari bagaimana anak inklusi ini bisa akrab dengan al-Quran,” imbuh guru SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) itu.
Ia lalu teringat pada Naja, salah satu kontestan Hafidh Indonesia yang beberapa kali ia tonton di televisi. “Bahkan anaknya ada lumpuh otak tapi anak itu bisa hafal 30 juz. Ini luar biasa! Keajaiban al-Quran,” terangnya.
Aziz pun percaya, semangat ibu-ibu Aisyiyah juga bisa mengantarkan anak-anak menjadi Naja-Naja lainnya. “Di Instagram, bahkan anak dengan down syndrome dari Yordan itu jadi wanita down syndrome pertama yang bisa hafal al-Quran,” imbuhnya
Dari fakta itulah Aziz menyimpulkan, “Mujizat al-Quran ini luar biasa. Bisa dihafalkan anak kita dalam kondisi apapun.”
Di samping itu, kata dia, ini jadi semangat mereka dalam mewujudkan ayat 32 al-Qamar.
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا ٱلْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
Artinya, “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?”
Kata Aziz, “Itu membuktikan belajar al-Quran memang dipermudah. Adakah di antara kalian yang mau ambil hikmah pelajaran dari itu?”
Langkah Ketua PDA Kabupaten Gresik Innik Hikmatin SPdI MPdI yang masuk tim penyusunan al-Quran Isyarat bersama Kementerian Agama Republik Indonesia pun termasuk pengamalan ayat tersebut.
“Selalu ada acara mengajarkan al-Quran dalam hal apapun. Sebuah amal mulia ini agar anak menjadi generasi hebat yang mampu membaca dan memahami al-Quran apapun kondisi anak-anak disabilitas kita,” terangnya.
Kemudian Ia menegaskan, banyak hikmah dari keutamaan mempelajari al-Quran. Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kamu ialah yang mau mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. Kalau bagi kita, al-Quran sehari-hari mungkin sudah familiar. Tapi kita hari ini belajar membaca Quran isyarat!”
Ia pun mendoakan, “Semoga kita termasuk sebaik-baik orang yang belajar membaca al-Quran dan mengajarkan.”
Lebih lanjut, Aziz mengingatkan, “Bacalah al-Quran karena pada kiamat akan menjadi syafaat kita.”
Terkahir, ia menyampaikan, “Perumpamaan orang yang mempelajari al-Quran itu sebagaimana buah utrujah yang harum dan manis buahnya.” (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni