PWMU.CO – Final Assessment Class Research (FACR) SMA Muhammadiyah 10 GKB (Smamio) Gresik sukses digelar, Jumat (21/6/2024).
Program yang mewadahi hasil riset siswa Smamio ini secara rutin digelar setiap tahun. Bertempat di Ruang Granada Smamio, kegiatan ini menampilkan sesi presentasi dari tim terbaik dari masing-masing bidang penelitian. Terdapat 10 bidang penelitian yang dapat dipilih oleh siswa, yaitu kimia, fisika, biologi, pendidikan, kesehatan, paikologi, sosiologi, ekonomi, agama, dan bahasa.
Presentasi yang dilakukan secara terbuka dengan mengundang juri eksternal Dr M Arfan Mu’ammar MPdI, Ketua Koordinator Bidang Riset dan Inovasi LPPM Universitas Muhammadiyah Surabaya ini juga disaksikan langsung oleh wali siswa dari para finalis.
Dan pada akhir acara, telah diputuskan 3 tim terbaik yang selanjutnya memperoleh penghargaan. Di antaranya:
- Clearezza Claudia Dayyanti dengan judul “Etnomatematika: Representatif Bangunan Tugu Manyar dalam Pembelajaran Matematika Konsep Geometri”
- Khansa Silva Aulia dan Nailah Shafira Hafifi dengan judul “Pengaruh Zat Kitosan terhadap Buah Mangga dengan Metode Dipping dan Spray sebagai Upaya Mencegah Pembusukan”
- Hilmi Taqiyuddin Haq dan Fayzul Ar Rabbani dengan judul “Prototype AM2 (Antibacterial Modification Mat) sebagai keset Antibakteri
Ungkapan Syukur Para Juara
Dihubungi setelah pembacaan pemenang, Eca sapaan akrab dari Clearezza Claudia Dayyanti mengaku sangat kaget bisa memperoleh juara 1.
“Ya alhamdulillah seneng banget, ga nyangka, setelah struggle ngerjakan sendiri, nyari data sendiri, ada buah berharga. Yang penting mengerjakan semaksimal mungkin sih, nanti setelahnya pasrahkan kepada yg diatas. Dan ga nyangka juara 1 kirain masih 3 gituu” ungkap cewek dari kelas F1 ini,” tuturnya.
Eca mengaku judul penelitiannya ini berangkat dari kegelisahannya sendiri mengenai konsep geometri yang cukup rumit bagi dirinya.
“Dan kebetulan rumah saya di sekitar tugu Manyar, dan setiap hari saya melewati tugu Manyar,” tambahnya.
Mengungkapkan hal yang senada dengan Eca, Khansa sapaan Kahnsa Silva juga merasakan hal yang sama.
“Banyak hal yang kami persiapkan untuk presentasi ini, tapi kami g nyangka bisa mendapat apresiasi juara 2. Terimakasih untuk Bapak/Ibu guru yang sudah banyak membantu,” jelasnya.
Hilmi Taqiyuddin Haq atau yang sering disapa Taqi dan Fayzul merupakan satu satunya tim yang memberikan presentasi dengan cara yang berbeda pada hari itu. Taqi dan Fayzul membawa sebuah prototype hasil ciptaan mereka yang diberi nama AM2 (Antibacterial Modification Mat). Taqi dan Fayzul membuat inovasi dengan membuat keset antibakteri karena belajar dari pengalaman ketika pandemi COVID 19. Mereka sangat menyadari bahwa bakteri dapat dengan mudah masuk ke rumah melalui kaki yang kotor. Prototype tersebut dapat secara otomatis menyemprotkan alkohol 70% ketika ada kaki yang lewat sehingga dapat membunuh bakteri yang terdapat pada kaki sehingga tidak dapat masuk ke rumah.
Dihubungi melalui chat WhatsApp, Taqi mengungkapkan kelegaannya telah dapat menyelesaikan proyek ini.
“Well I think it’s compensated, semoga bisa push lagi kedepannya terkait R&D dan juga semoga penelitian FACR kedepannya bisa lebih kompetitif agar bisa menjadi representatif dari SMAMIO kedepannya, thanks for everyone, well done mate,” pungkasnya.
Penulis Nanik Rahmawati, Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun