PWMU.CO – Musim umroh sudah dimulai, otoritas pemerintahan Saudi Arabia membuka dan menerima kesempatan bagi para penduduk negerinya atau negara tetangga timur tengah lainnya untuk umroh mulai Kamis (27/6/2024).
Ditandai dengan musim haji yang berakhir dengan banyaknya para hujjaj yang berpindah ke Madinah, seperti para jamaah haji gelombang 1 Indonesia sebagian masih di Madinah, sebagian bahkan sudah kembali ke tanah air.
Tanda lainnya adalah dilarang thowaf di lantai dasar kecuali bagi mereka yang berpakaian Ihrom bagi laki-laki, namun untuk perempuan masih diperbolehkan.
Karena terdapat larangan tersebut, maka saya bergeser untuk mencari tempat dan mengarahkan langkah kaki untuk masuk masjid lewat pintu 90.
Tempat ini masuk dalam perluasan raja Fahd, terlihat dari ornamen serta ukiran pilar-pilarnya, sangat indah, rumit, dan detail sekali. Tempat ini katanya tempat diadakannya pengajian, tempat itikaf dan salat, bahkan tempat dimana para musafir dapat beristirahat ketika tidak adanya kegiatan pengajian.
Di tempat ini pula saya bertemu dengan pria paruh baya dari Tajikistan. Namanya Ramadhan Bin Isa, dia termasuk jamaah haji yang datang sendirian.
“Saya datang sendirian, dan saya maaf tidak dapat berbicara kecuali dengan bahasa Rusia atau Arab,” ujarnya dengan bahasa Arab Fasih.
Dia rencana akan ke Madinah pada tanggal 3 Juli 2024. Kami menunggu berkumandangnya azan Maghrib.
Di saat bersamaan, petugas pelayan haji dan umroh sudah menggelar Mansaf, plastik panjang untuk persiapan hidangan buka puasa, dan tepat di belakang saya, kursi penceramah sudah disediakan lengkap dengan mic serta kamera untuk siaran live, terakhir saya cari kanalnya dan menemukannya lewat aplikasi Telegram.
Pengajian disampaikan oleh Syaikh Dr Abdussalam Bin Abdullah Assulaiman, salah satu anggota Otoritas Ulama-ulama senior dan Mufti Masjidil Al-Haram.
Pengajian disampaikan selepas sholat Maghrib yang ketika itu di Imami oleh Syaikh Dr Mahir Al-Muaiqili dengan Surat At-Tiin di rakaat pertama dan surat Quraish di rakaat kedua.
Tema yang disampaikan adalah tentang kisah-kisah yang ada di kitab Allah (al-Quran). Kisah tentang nabi Yunus AS. Yang dijuluki Nun dan Nun itu nama dari Ikan Paus yang pernah menelannya, Nabi Yunus juga dikenal dengan Yunus Ibnu Matta.
Yunus diutus ke negeri Iraq. Dan diutus seperti dalam al-Quran, sebagaimana nabi-nabi lainnya.
Ketika diutus maka Nabi Yunus membawa dakwah untuk terus menyembah Allah SWT, tetapi dakwah 33 tahun tidak ada dari kaumnya yang menerima dakwahnya, sehingga Yunus keluar dari kaumnya dalam keadaan marah.
Dan kabur dari kaumnya, dan pergi tanpa izin kepada Allah SWT saking dirinya terselimuti oleh amarahnya, sedangkan Yunus merasa bahwa dirinya tidak ditegur oleh Allah.
Syaikh Abdussalam kemudian melanjutkan kisahnya dengan kondisi Nabi Yunus ketika di dalam Kapal yang penuh dan bagaimana dirinya terlempar dari kapal hingga ditelan oleh ikan Paus hitam di gelapnya malam, di tengah lautan yang gelap pula.
Tapi Syaikh menekankan bagaimana Nabi Yunus bersikap ketika didalam perut Ikan, beliau mengakui kesalahannya, dan Nabi Yunus tidak menspesifikasi apa jenis kesalahannya tapi beliau bertasbih dan bermunajat dari segala bentuk kesalahan, dan disinilah seharusnya hamba, mengakui kesalahan dan dosanya karena Allah Maha Tahu apa yang dimaksud hamba-Nya. (*)
Penulis Zaki Abdul Wahid, Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun