Oleh: Daniel Jesayanto Jaya, Evi Nurdianah, Taufik Wisnu Saputra (Mahasiswa Doktoral Pendidikan Teknologi Vokasional, Universitas Negeri Yogyakarta) dan Muhamad Irfan Nurdiansyah (Mahasiswa Magister Manajemen Bencana, Universitas Gadjah Mada)
PWMU.CO – Era post-Covid 19 memberikan tantangan dan peluang baru bagi berbagai sektor, termasuk pendidikan dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Salah satu pendekatan yang potensial adalah Trust Group Oriented yang melibatkan kerja sama erat antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), UMKM, dan pemerintah. Model ini dapat mendorong kesejahteraan bersama melalui sinergi antara pendidikan vokasional dan industri.
Peran SMK dalam Mendukung UMKM
Pendidikan vokasional di tingkat menengah, seperti yang diberikan oleh SMK, dirancang untuk menyiapkan lulusan yang siap kerja. Kebijakan BMW (Belajar, Melanjutkan, dan Wirausaha) memperkuat kesiapan ini. Melalui sampling sederhana, dapat dilihat bahwa sebagian besar tenaga kerja di perusahaan skala kecil adalah lulusan SMK di bidang yang relevan. Hal ini menunjukkan bahwa SMK berhasil menyiapkan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Relevansi dan Keberhasilan Pendidikan Vokasional
Menurut penuturan oleh Prof Sutarto (UNY) dan prinsip-prinsip Prosser, keberhasilan pendidikan vokasional ditandai oleh lulusan yang bekerja sesuai dengan bidangnya. Fukuyama juga mendukung konsep kesejahteraan merata melalui penciptaan ekosistem yang saling membutuhkan antara industri, SMK, dan pemerintah.
Tantangan Implementasi di Indonesia
Namun, menerapkan Trust Group Oriented di Indonesia menghadapi berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah:
- Tingginya Jumlah Lulusan SMK: Populasi lulusan SMK yang besar dan program studi yang tidak relevan dengan kebutuhan industri di daerah tertentu.
- Upah yang Sesuai Standar: Kemampuan industri dalam memberikan upah sesuai standar bagi lulusan dan peserta magang.
- Persaingan Lokal: Persaingan antar tenaga kerja lokal yang ketat.
- Kesadaran Ketenagakerjaan: Tingkat kesadaran calon pekerja mengenai keadaan ketenagakerjaan terkini di Indonesia.
- Faktor Stakeholder Lokal: Pengaruh stakeholder lokal yang sering menghambat perkembangan industri.
- Administrasi yang Rumit: Proses administrasi yang rumit dan biaya tinggi untuk perizinan usaha.
Studi Kasus di DIY
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan bagaimana ekosistem bisnis yang tersebar merata dapat mendukung kerjasama antara pengusaha lokal dan SMK. Di DIY, bisnis tersebar di berbagai daerah sehingga mengurangi kesenjangan dan kemacetan. Dengan mengamati skala kecil, dapat dilihat perbedaan signifikan dalam kerjasama antara pengusaha lokal dan SMK di berbagai daerah.
Keuntungan Teknologi di Era Post-Covid
Teknologi memiliki peran penting dalam mendukung pengusaha muda dan UMKM untuk berkembang. Lulusan SMK yang sudah memiliki dasar keterampilan teknis dapat lebih mudah beradaptasi dan memanfaatkan teknologi sesuai bidangnya. Hal ini lebih efisien dibandingkan dengan melatih pekerja dari latar belakang yang berbeda.
Kesimpulan
Trust Group Oriented dapat tercipta jika ada kesamaan kepentingan dan minimalnya tuntutan antara stakeholder triple helix, yaitu SMK, swasta, dan pemerintah. Dengan dukungan teknologi dan kerjasama yang erat, model ini dapat meningkatkan kesejahteraan bersama dan mendukung perkembangan UMKM di era post-Covid.
Dengan demikian, peran SMK dalam mendukung UMKM melalui Trust Group Oriented sangat potensial untuk diterapkan di Indonesia, meskipun terdapat tantangan yang perlu diatasi bersama. (*)
Editor Wildan Nanda Rahmatullah