PWMU.CO – Pembatasan gadget di SMP Muhammadiyah 6 Krian sebagai upaya membangun kedisiplinan dan fokus belajar siswa telah berlangsung sejak Senin, (22/7/2024).
Dalam era digital yang semakin maju, penggunaan gadget (gawai) di kalangan siswa menjadi hal yang tidak bisa dihindari. Namun, penggunaan gadget yang tidak terkendali bisa mengganggu proses belajar mengajar dan menurunkan konsentrasi siswa.
Menyikapi hal ini, SMP Muhammadiyah 6 Krian mengambil langkah tegas dengan menerapkan kebijakan pembatasan gadget di lingkungan sekolah.
Sejak awal tahun ajaran 2024/2025, SMP Muhammadiyah 6 Krian telah memberlakukan kebijakan baru mengenai penggunaan gadget di sekolah. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan fokus siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dan mendorong interaksi sosial yang lebih baik di antara siswa.
Setiap pagi, sebelum pelajaran dimulai, semua siswa diwajibkan untuk mengumpulkan gadget mereka. Proses pengumpulan gadget ini dikoordinir oleh ketua kelas masing-masing. Gadget yang dikumpulkan kemudian disimpan dengan aman di tempat yang telah disediakan oleh sekolah.
Sebelum pulang, siswa dapat mengambil kembali gadget mereka. Pengambilan gadget juga diawasi oleh ketua kelas untuk memastikan tidak ada gadget yang tertukar atau hilang.
Setiap kelas di SMP Muhammadiyah 6 Krian memiliki ketua kelas yang bertanggung jawab untuk mengkoordinir pengumpulan dan pengambilan gadget.
Selain itu, setiap ketua kelas dibekali dengan formulir pengumpulan gadget yang harus diisi setiap harinya.
Manfaat Pembatasan Gadget
Manfaat Kebijakan Pembatasan Gadget di sekolah antara lain.
- Meningkatkan Konsentrasi Belajar. Dengan diterapkannya kebijakan ini, siswa diharapkan dapat lebih fokus pada pelajaran yang sedang berlangsung. Tanpa gangguan dari notifikasi atau godaan untuk membuka media sosial, siswa dapat mengikuti pelajaran dengan lebih baik dan memahami materi yang diajarkan oleh guru.
- Mendorong Interaksi Sosial. Selain meningkatkan konsentrasi belajar, kebijakan ini juga bertujuan untuk mendorong interaksi sosial antara siswa. Tanpa gadget di tangan, siswa diharapkan lebih banyak berkomunikasi secara langsung dengan teman-teman mereka. Hal ini dapat membangun keterampilan sosial yang penting bagi perkembangan pribadi mereka.
- Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menimbulkan ketergantungan yang tidak sehat. Dengan membatasi penggunaan gadget selama jam sekolah, siswa diharapkan dapat mengurangi ketergantungan mereka dan belajar untuk mengatur waktu penggunaan gadget dengan lebih bijak.
Tantangan dalam Penerapan Kebijakan
Meskipun kebijakan ini memiliki banyak manfaat, penerapannya tidak terlepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah resistensi dari siswa yang sudah terbiasa menggunakan gadget setiap saat.
Maka dari itu, untuk mengatasi hal ini pihak sekolah mengadakan sosialisasi kepada siswa mengenai pentingnya kebijakan ini. Melalui sosialisasi ini, diharapkan siswa dan orang tua dapat memahami tujuan dari kebijakan ini dan mendukung pelaksanaannya.
Selain itu, sekolah juga menyediakan tempat penyimpanan gadget yang aman dan terjamin untuk menghindari kerusakan atau kehilangan.
Peran orang tua sangat penting dalam mendukung kebijakan ini. Orang tua diharapkan dapat memberikan pengertian kepada anak-anak mereka mengenai pentingnya fokus dalam belajar dan mengurangi ketergantungan pada gadget. Salah satu wali peserta didik kelas 9-ICO, Dona Kristina, memberikan respon positif terhadap kebijakan ini.
“Terima kasih bu anak-anak di sekolah HP nya di ambil dan dikasihkan saat akan pulang sekolah. Saya sangat setuju dengan keputusan itu.
Saya sangat senang karena ini yang saya mau dari dulu. Tidak ada tawar menawar antara murid ke wali kelas nya untuk bermain HP meskipun di jam istirahat,” jelasnya.
Dukungan seperti ini menunjukkan bahwa kebijakan pembatasan gadget mendapatkan sambutan baik dari orang tua, yang melihat manfaat positif bagi anak-anak mereka.
Untuk memastikan kebijakan ini berjalan dengan baik, SMP Muhammadiyah 6 Krian akan melakukan evaluasi secara berkala. Evaluasi ini melibatkan guru, siswa, dan orang tua untuk mendapatkan masukan dan saran yang konstruktif.
Berdasarkan hasil evaluasi, kebijakan ini dapat diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut agar lebih efektif dalam mencapai tujuannya.
Pembatasan penggunaan gadget di SMP Muhammadiyah 6 Krian merupakan langkah positif dalam meningkatkan fokus belajar siswa dan mendorong interaksi sosial yang lebih baik.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, dengan koordinasi yang baik antara sekolah, siswa, dan orang tua, kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan akademis dan pribadi siswa.
Dengan terus melakukan evaluasi dan pengembangan, kebijakan ini dapat menjadi model bagi sekolah-sekolah lain dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan disiplin.(*)
Penulis Aniwati Editor Zahra Putri Pratiwig