Muhammad Al Hafidz – Jurusan ilmu Quran dan tafsir UM Surakarta
PWMU.CO – Dalam kehidupan ini, kita sering mendengar tentang akibat dari perbuatan maksiat atau dosa. Namun, tahukah anda bahwa ada sesuatu yang sangat berharga yang akan dicabut dari seorang pelaku maksiat itu, Para ulama klasik telah membahas hal ini secara mendalam, dan melalui tulisan ini, mari kita renungkan bersama-sama.
Apa yang Dicabut dari Ahlul Maksiat?
Menurut ulama klasik seperti Imam Ibn Qayyim Al-Jawziyyah dalam kitabnya “al-Fawaid”, salah satu hal utama yang dicabut dari seorang pelaku maksiat adalah “rasa manisnya iman”. Iman, dalam makna yang lebih dalam, bukan hanya tentang keyakinan kepada Allah, tetapi juga mencakup rasa kelezatan dan ketenangan dalam hal beribadah. Ketika seseorang terus-menerus terjebak dalam kemaksiatan atau dosa, maka kenikmatan ini perlahan-lahan akan memudar kemudian akan digantikan oleh kegelisahan dan keresahan.
Bahkan Al Imam al-Ghazali” dalam salah satu kitabnya “Ihya Ulum al-Din” juga menyatakan bahwa dosa bisa menyebabkan hati menjadi keras dan tertutup dari cahaya kebenaran. Ketika hati sudah keras, maka nasihat dan peringatan agama tidak lagi berbekas. Inilah yang disebut sebagai “hati yang mati”, yang menjadi penghalang terbesar dalam perjalanan spiritual seseorang.
Kehilangan Barakah dan Pertolongan Allah
Selain itu, ulama seperti “Imam al-Syafi’i” dalam kumpulan syairnya menegaskan bahwa ilmu pengetahuan, yang merupakan cahaya dari Allah, tidak akan diberikan kepada mereka yang hatinya dikotori oleh dosa. Ilmu yang dimaksud di sini bukan hanya ilmu agama, tetapi juga hikmah dan kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Tanpa cahaya ini, seseorang bisa saja tersesat meskipun dia memiliki banyak pengetahuan.
“Ibn katsir” dalam tafsirnya juga menjelaskan bahwa maksiat bisa menyebabkan hilangnya barokah (keberkahan) dalam hidup. Barokah adalah bertambahnya kebaikan dalam hal yang sedikit, baik itu dari rezeki, umur, maupun ketenangan jiwa. Ketika seorang hamba berbuat dosa, barokah ini perlahan – lahan akan berkurang serta menyebabkan hidup terasa sempit dan penuh dengan permasalahan.
Pentingnya Tobat dan Kembali ke Jalan yang Benar
Semua ulama ini sepakat bahwa meskipun dosa dan maksiat membawa dampak negatif yang besar, pintu tobat selalu terbuka lebar. Allah Maha Pengampun, dan Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang kembali kepada-Nya dengan hati yang penuh penyesalan. Dalam Sahih al-Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa “Setiap anak Adam adalah pendosa, dan sebaik-baik pendosa adalah mereka yang bertaubat.”
Dengan demikian, penting bagi kita untuk selalu introspeksi diri dan berusaha menghindari perbuatan maksiat. Ketenangan, kebahagiaan, dan keberkahan yang kita inginkan dalam hidup ini hanya bisa kita raih jika kita menjaga diri dari dosa dan selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah.
Editor Teguh Imami