Oleh: Saiful Bahri
PWMU.CO – Ketika mendengar kata “petani,” sebagian orang mungkin berpikir bahwa petani adalah masyarakat dengan kondisi ekonomi rendah atau orang biasa tanpa peran penting bagi negara.
Pola pikir seperti ini perlu diluruskan. Petani adalah pahlawan yang memainkan peran vital dalam kehidupan sosial dan ekonomi.
Tanpa petani, masyarakat tidak akan mendapatkan makanan, karena tidak ada padi yang ditanam, dan negara Indonesia tidak akan meraup keuntungan dari sektor rokok karena tidak ada tembakau yang diproduksi.
Petani adalah pilar utama yang menyediakan kebutuhan pangan dan bahan baku. Namun, mereka juga memerlukan dukungan dari para ahli di bidang pertanian yang bisa mengolah bahan organik menjadi pupuk atau mengembangkan alat berbasis teknologi untuk memudahkan pekerjaan mereka.
Di sini tercipta simbiosis mutualisme, di mana berbagai pihak saling menguntungkan dan bekerja sama, selaras dengan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.
Harga Tembakau di Desa Bujur Timur Melonjak
Desa Bujur Timur, Kampung Bhaleggung, Kecamatan Batu Marmar, Kabupaten Pamekasan, Madura, adalah salah satu desa yang warganya sedang menikmati masa panen tembakau.
Para petani di desa ini memanen “daun emas” mereka dengan penuh semangat, karena harga tembakau saat ini sedang melonjak tinggi.
Berdasarkan keterangan Heriyanto, seorang petani sekaligus guru di Sekolah Dasar setempat, harga tembakau di desa tersebut mencapai puncaknya di kisaran Rp. 75.000 hingga Rp. 85.000 per kilogram.
Astima, seorang petani yang sudah berhenti bercocok tanam karena usia lanjut, turut membenarkan kenaikan harga ini.
“Sekarang ini harga tembakau memang benar-benar mahal dibanding masa lalu. Ini momen bahagia bagi para petani karena mereka bisa mendapatkan keuntungan yang besar,” ujarnya saat diwawancarai.
“Saat saya masih sehat dulu, saya sangat bersemangat bertani tembakau. Saya mulai bekerja sejak subuh, menyiram tanaman agar tembakau yang dihasilkan bisa dijual dengan harga tinggi. Sekarang saya hanya bisa berdoa dan ikut bahagia melihat para petani memperoleh keuntungan dari tembakau,” tambahnya.
Sistem Panen Tembakau di Kampung Bhaleggung
Proses panen tembakau di Kampung Bhaleggung dilakukan dengan sistem kerja sama. Mulai dari pemetikan daun tembakau, proses pencacahan, hingga penjualannya, semua dilakukan bersama-sama.
Selain sistem gotong royong, para petani juga menggunakan tenaga kerja upahan yang dibayar berdasarkan kualitas kerja mereka. Ada satu momen yang sangat menarik dalam proses ini, yaitu kebersamaan saat makan bersama setelah proses pencacahan daun tembakau.
Momen ini penuh dengan canda tawa dan kebahagiaan, memperlihatkan betapa kuatnya ikatan sosial di antara para petani.
Dari ulasan ini, terlihat jelas bahwa petani bukanlah orang yang tidak berkontribusi terhadap negara. Mereka justru memiliki peran besar dalam memenuhi kebutuhan sandang pangan.
Petani dikenal sebagai orang yang sabar dan konsisten dalam bekerja, dua sifat yang sangat berharga dalam kehidupan.
Walaupun tulisan ini berfokus pada panen tembakau, ada banyak nilai mulia yang bisa dipetik dari kehidupan para petani. Kita bisa belajar tentang ketekunan dan semangat dari mereka, serta memahami kondisi kehidupan di Desa Bujur Timur, Kampung Bhaleggung, tanpa harus mengunjungi langsung desa tersebut.
Semoga kita, sebagai kaum terpelajar, bisa meniru semangat dan kesabaran para petani ini dalam menjalani proses pendidikan dan mencapai kesuksesan.
Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan