Kegiatan PKM bekerjasama dengan PCIMA (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah-Aisyiyah) Malaysia dan Faculty of Health and Life Science Management dan Science University (MSU), foto: PWMU.CO
Artikel ini ditulis oleh Fitrotin Azizah selaku Kaprodi D3 TLM UM Surabaya, Dita Artanti selaku Sekretaris Prodi D3 TLM UM Surabaya dan Yeti Eka Sispitasari selaku Kepala Laboratorium Patologi Klinik
PWMU.CO – Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang dilakukan oleh Dosen-dosen Prodi D3 Teknologi Laboratorium Medis (TLM) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya yang dilakukan pada hari senin, 26 Agustus 2024 di Kuala Lumpur dengan tujuan meningkatkan kualitas kesehatan para Pekerja Migran Indonesia (PMI) di luar negeri melalui pemeriksaan swab sela jari kaki. Kegiatan PkM tersebut bekerjasama dengan PCIMA (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah-Aisyiyah) Malaysia dan Faculty of Health and Life Science Management dan Science University (MSU).
Pemeriksaan swab sela jari kaki dilakukan karena kontaminasi jamur yang terjadi pada sela jari kaki sering diabaikan. Hal ini dapat dimungkinkan terjadi pada PMI yang bekerja pada kilang/pabrik atau juga pekerjaan-pekerjaan yang mengharuskan para pekerja nya seharian menggunakan alat pelindung diri berupa Sepatu.
Infeksi di sela jari kaki sering terjadi akibat lingkungan yang lembap dan hangat, yang menjadi tempat ideal bagi jamur dan bakteri untuk berkembang.
Beberapa penyebab umum infeksi di sela jari kaki meliputi:
1. Kebersihan yang Kurang Terjaga: Jarang mencuci kaki atau tidak mengeringkannya dengan benar setelah mencuci dapat menyebabkan penumpukan kotoran dan kelembapan, yang memicu infeksi.
2. Jamur: Tinea pedis atau kutu air (athlete’s foot) adalah infeksi jamur yang sering menyerang sela jari kaki. Ini bisa menyebar melalui kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi, seperti lantai kamar mandi atau sepatu yang dipakai bersama.
3. Bakteri: Infeksi bakteri juga dapat terjadi, terutama jika ada luka kecil atau retakan di kulit akibat keringat berlebih atau gesekan dari alas kaki yang tidak nyaman.
4. Sepatu Tertutup: Mengenakan sepatu tertutup untuk waktu yang lama tanpa ventilasi yang baik dapat menyebabkan kaki berkeringat, menciptakan kondisi lembap yang memudahkan infeksi.
5. Hiperhidrosis: Kondisi medis yang menyebabkan keringat berlebihan di kaki, sehingga meningkatkan risiko infeksi di sela jari kaki.
6. Diabetes: Penderita diabetes lebih rentan terhadap infeksi kulit, termasuk di area sela jari kaki, karena aliran darah yang kurang baik dan kemampuan tubuh yang menurun untuk melawan infeksi.
Pemeriksaan swab sela jari kaki merupakan prosedur medis yang dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi jamur, bakteri, atau mikroorganisme lainnya di area tersebut.
Pemeriksaan ini biasanya dilakukan ketika pasien mengalami gejala seperti gatal, kemerahan, bau tak sedap, atau luka yang tidak kunjung sembuh di sekitar jari kaki.
Proses pemeriksaan swab sela jari kaki cukup sederhana. Petugas medis akan menggunakan alat swab, yaitu sejenis kapas steril, untuk mengambil sampel dari area sela jari kaki yang dicurigai mengalami infeksi. Sampel ini kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil analisis akan menentukan jenis mikroorganisme penyebab infeksi, sehingga dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat, seperti obat antijamur, antibiotik, atau antiseptik.
Untuk mencegah infeksi di sela jari kaki, penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kaki, terutama bagi mereka yang sering memakai sepatu tertutup atau berada di lingkungan lembap. Memastikan kaki tetap kering dan bersih dapat membantu mencegah infeksi di sela jari kaki. Jika mengalami gejala infeksi, seperti gatal, kemerahan, atau bau tak sedap, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Editor Siti Mardiyah