PWMU.CO – Setelah sehari sebelumnya melewati proses imagrasi ke Thailand, rangkaian agenda Islami studies Muhammadiyah Jawa Timur berlanjut dengan acara silturrahamim ke Majelis Agama Islam Wilayah Yala, Thailand, Sabtu(30/9).
Di sana, rombongan disambut hangat oleh pengurus Majelis Agama Islam Wilayah Yala. Abdul Hafidz, selaku yang mengatur agenda pertemuan menjelaskan, di Thailand terdapat 77 provinsi.
“Dari 77 provinsi itu, umat Islam Thailand terdapat di 39 provinsi dan mayoritas muslim ada di povinsi Patani, Yala dan Naratua,” terangnya.
Selain itu, lanjut dia, di Thailand terdapat 3000 masjid. Sedangkan, 500 masjid di antaranya terdapat di Provinsi Yala. “Dibeberapa daerah masih belum ada masjid,” ujarnya.
Tak lupa, Ketua Yayasan Lukman Hakeem Patani, Thailand ini memperkenalkan pengurus Majelis Agama Wilayah Yala. Di antaranya tuan guru (ketua) Majelis Agama Wilayah Yala Haji Ismail Hari dan Abdullah Haris, Sekretaris Majelis Agama Wilayah Yala.
Dengan logat bahasa Tagalog, Haji Ismail memberikan sambutannya penuh semangat. Ia mengatakan bahwah sebenarnya kita semua ini adalah satu rumpun, satu tuhan (Allah SWT) dan satu kitab (al-Qur’an dan Hadist). “Kita ini hanya dipisahkan oleh wilayah dan organisasi,” tegasnya.
Di saat yang sama, Abdullah menambahkan bahwa Muhammadiyah itu luar biasa. Karena selalu membantu para pelajar dan mahasiswa muslim Thailand saat belajar di Indonesia. “Untuk itu, kami sangat bahagia dan bersyukur dengan kunjungan ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua PWM Jatim Nadjib Hamid mengungkapkan bahwa kunjungan ini tidak lain untuk menyambung silaturahmi dan merekatkan ukhuwah Islamiyah antara Muhammadiyah Jatim dengan umat Islam di selatan Thailand.”Semoga silaturrahim ini bisa terus terjalin dengan baik,” paparnya.
Tak lupa, Nadjib memperkenalkan siapa saja para aktivis Persyarikatan Muhammadiyah Jatim yang ikut dalam rombongan. Selain itu, Nadjib juga menjelaskan, sekilas tentang perjuangan dan gerakkan Muhammadiyah. Sebelum dan sesudah Indonesia merdeka. “Muhammadiyah sudah ada sejak tahun 1912. Jauh sebelum Indonesia merdeka,” urainya.
Mendengar itu, tuan guru Ismail dengan seksama menyimak penjelasan Nadjib. Sesekali Ismail terlihat menulis. “Dengan ini, kami semakin kagum dengan pergerakan Muhammadiyah,” tandasnya.
Usai pertemuan, rombongan dijamu makan siang yang menyajikan makanan khas Thailand. Setelah itu, rombongan diajak melihat-lihat setiap sudut gedung Majelis Agama Islam Wilayah Yala.(ferry/uzlifah/aan)