PWMU.CO – Dua SMP Muhammadiyah di Sidoarjo kembali lakukan studi lanjut ke SMA Muhammadiyah 3 Tulangan (Smamuga). Dua sekolah tersebut yakni SMP Muhammadiyah 8 Tanggulangin (Mudelta) pada Rabu (11/9/2024), dan SMP Muhammadiyah 10 Sidoarjo (MIOSI), Kamis (12/9/2024).
Tepat pukul 08.00 Wib, rombongan siswa kelas IX bersama guru pendamping tiba di Smamuga. Mereka datang dengan menumpangi armada angkot berwarna kuning trayek Porong Sidoarjo–Purabaya Bungurasih Surabaya.
Senyum bahagia rombongan siswa-siswi terpancar di balik kaca mobil. Suara riuh gembira juga terdengar ketika semua rombongan siswa turun dari mobil. Kehadiran mereka langsung disambut oleh Kepala Smamuga, guru/tim PPDB dan pengurus IPM. Untuk rombongan SMP Mudelta ikut sekitar 55 orang siswa dan satu orang guru pendamping dan SMP Miosi ada 68 siswa dan empat orang guru pendamping.
Satu-persatu siswa dipersilahkan memasuki ruangan (Hall) sambil mengisi tempat duduk yang sudah dipersiapkan panitia PPDB. Senyum semringah juga terpancar dari siswa/i IPM Smamuga, seakan berharap calon adik kelas baru mereka tersebut segera bergabung belajar bersama mereka di Smamuga Tulangan.
Bertindak sebagai MC adalah M Raditya Izzan (kelas XI A2) dan Sabrina Zahra Alia (kelas XII A1). Acara pertama dibuka dengan pembacaan kalam Illahi oleh Nabila Ratna Juwita siswi kelas XII C.
Kepala SMA Muhammadiyah 3 Tulangan, Hartatik SPd dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada seluruh rombongan SMP Mudelta dan Miosi. Dikatakan, tujuan pertemuan untuk memperkenalkan Smamuga secara lebih dekat,
“Tak Kenal Maka Tak Sayang. Diharapkan, melalui studi lanjut para siswa kelas IX Mudelta maupun Miosi tertarik bergabung dan mendaftar di Smamuga. Khusus yang mendaftar hari ini ada promo spesial buat SMP Mudelta dan Miosi, yakni free pendaftaran dan free DPP (uang gedung), ayo tunggu apalagi?” ujar Tatik.
Keistimewaan Bersekolah di Smamuga Tulangan
Lebih jauh, Hartatik menjelaskan keistimewaan bersekolah di Smamuga. Di antaranya, Smamuga sejak tiga tahun terakhir sudah melaksanakan dua program yakni, pendidikan reguler dan MBS (Muhammadiyah Boarding School).
Siswa yang memilih nyantri di MBS sambil sekolah reguler, tentu akan mendapatkan banyak keuntungan, selain bisa mendalami ilmu agama juga belajar ilmu umum.
“Untuk informasi program dan fasilitas pondok/asrama nanti akan dijelaskan Ustadz Irsyad,” kata Hartatik.
Selain itu, Smamuga juga sudah menerapkan sistim lima hari pembelajaran (Senin-Jumat). Jadi Sabtu dan minggu anak-anak bisa healing (liburan/jalan-jalan) bersama keluarga. Kemudian untuk pengembangan potensi (PP) atau ektrakurikuler, dilaksanakan setiap hari jumat setelah shalat Jumat (bagi laki-laki) dan kajian Islam (bagi siswi perempuan).
“KBM dimulai pukul 06.40 dan berakhir jam 15.25,” terang kepala sekolah yang ramah dan murah senyum itu.
Diterangkan, sebelum kegiatan pembelajaran (KBM) dimulai, semua siswa terlebih dahulu diwajibkan membaca al-Qur’an (mengaji morning). Kemudian dilanjutkan dengan belajar mengaji metode Ummi baik kelas X, XI dan XII sesuai jadwal kelas masing-masing.
“Untuk mengaji metode Ummi di SMA berbeda dengan SMP, kalau di SMA bisa memperoleh syahadah/ijazah yang bisa digunakan untuk mengajar al-Qur’an,” jelasnya.
“Saat wisuda kelas XII Juni lalu, Smamuga Tulangan sudah mengukuhkan 37 peserta didik pengajar Ummi. Bagi yang belum bisa mengaji/belum lancar tetap bisa diterima di Smamuga, nanti akan dibina oleh ustadz-ustadzah Ummi di Smamuga. Yang penting daftar saja dulu di Smamuga,” ajak Hartatik.
Untuk pengembangan potensi di sekolah juga bermacam-macam. ada life skill, soft skill, hard skill, dan komunitas. Life Skill diadakan setiap Jumat. tata boga, tata rias, tata busana, ICC, TIK, dan bahasa Jepang.
Para siswa tinggal memilih sesuai minat dan bakatnya. Untuk Hard skill ada futsal, basket dan voli.
“Jadi anak-anak yang memilih PP Futsal, silakan. Alhamdulillah Smamuga mendapatkan Juara 3 Alievo SMA/SMK bertanding di GOR Sidoarjo,” paparnya.
Di samping itu, untuk mendukung sarana pembelajaran disekolah, setiap ruangan sudah dilengkapi AC (Air Conditioner), komputer, proyektor & LCD, Perpustakaan Mini, Wifi, 1 meja dan 1 kursi.
“Alhamdulillah, berbagai sarana penunjang pembelajaran selalu kita tingkatkan, walaupun sekolah mewah (mepet sawah), tapi urusan Sarpras, Insya Allah tidak mau kalah dengan sekolah lainnya,” tutup Hartatik. (*)
Penulis Zulkifli Editor Wildan Nanda Rahmatullah