PWMU.CO : 77 tokoh muda Muslim Indonesia dan Australia alumni Muslim Exchange Program (MEP) Australia membagikan pengalamannya melalui buku “Hidup Damai di Negeri Multikultur” terbitan Gramedia bekerjasama dengan Kedutaan Besar Australia (2017).
Di antara para penulis, terdapat nama-nama tokoh dan kader Muhammadiyah diantaranya Abdul Mu’ti, Hilman Latief, Ai Fatimah Nur Fuad, Rita Pranawati, Fajar Riza Ul Haq, Anisia Kumala, Ahmad Imam Mujadid Rais, Trias Setiawati dan Siti Rohmanatin Fitriani. Selain itu penulis lain dalam buku ini, beberapa nama kondang seperti artis Oki Setiana Dewi dan novelis best-seller Fahd Pahdepie.
baca juga: Jika Para Dekan Baru UMM Diminta Tampil di Shaf Depan
Dalam buku ini, kisah dan pengalaman alumni Muslim Exchange Program (MEP) Australia menarik untuk diketahui, karena selama di Australia para tokoh muda itu berkeliling tiga kota untuk bertemu sejumlah komunitas Muslim lintas etnis. Salah satu penulis buku Subhan Setowara menuturkan, tantangan Muslim Indonesia dan Australia sangat berbeda.
“Di Indonesia umat Islam mayoritas, hanya di lima provinsi saja kita minoritas, sehingga tantangannya lebih bersifat internal. Di Australia, minoritas Muslim harus berhadapan dengan Islamofobia, lingkungan sekuler dan kebijakan negara terhadap kaum imigran,” kata Subhan yang saat ini tengah bekerja di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kepada pwmu.co Senin (2/10).
baca juga: UMM Gencar Kembangkan Energi Baru Terbarukan untuk Atasi Ketimpangan antara Produksi dan Konsumsi
Pendiri MEP Virginia Hooker dalam pengantar buku ini mengharapkan, program yang telah berlangsung sejak 2002 ini dapat memperkuat jembatan kerjasama kedua negara yaitu Indonesia dengan Australia. ” buku ini saya kira bisa menjadi pintu gerbang bagi siapa saja yang ingin mengenal Muslim Australia”, pungkas Subhan yang juga mantan Ketua IMM Cabang Malang periode tahun 2006-2007. (Izzudin/Dedy)