PWMU.CO – Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Bojonegoro melalui program inklusi menyelenggarakan kegiatan parenting pendidikan inklusi orang tua atau wali murid PAUD ABA III Bojonegoro, Sabtu (20/09/2024).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman orang tua mengenai pendidikan inklusif serta mensosialisasikan pentingnya sinergi antara orang tua dan sekolah dalam pengimplementasian pendidikan inklusi.
Acara yang digelar di gedung dakwah Muhammadiyah lantai 2 Bojonegoro ini, dihadiri oleh 40 peserta yang terdiri dari wali murid PAUD ABA III dan guru TK ABA III Bojonegoro.
Senior Program Inklusi, Siti Nurhayati dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar untuk sekolah ABA III Bojonegoro dikarenakan ABA III menjadi pilot project pendidikan Inklusi Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Bojonegoro, beberapa guru telah diikutkan sekolah inklusi di Pimpinan ‘Aisyiyah Pusat Yogyakarta,” ucap Nurhayati.
Sementara itu, Narasumber dalam acara ini adalah pendiri komunitas ruang rangkul, yaitu komunitas yang mensupport kesehatan mental ibu dan anak yang berkebutuhan khusus, Aprilia Susanti. Dalam materinya kali ini, Ia menyampaikan topik menarik mengenai keberagaman peran orang tua dalam pendidikan inklusi.
“Semua anak itu unik dan istimewa, sesama orang tua atau wali murid harus saling support serta peduli kepada sesamanya,” jelasnya di awal materi.
Aprilia juga menjelaskan bahwa setiap peserta didik pasti memiliki keragaman. Keragaman tersebut mencakup latar belakang keluarga, kemampuan, harapan atau cita-cita, agama atau keyakinan, gender, serta keragaman lainnya.
Selain itu, dalam kesempatan tersebut ia juga menjelaskan tentang autisme.
“Autisme adalah kelainan perkembangan neurologi jangka panjang yang telah lama dikaitkan dengan komunikasi dan interaksi sosial dan adanya perilaku terbatas dan berulang, serta minat aktivitas dominan,” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa beberapa mitos yang beredar di masyarakat luas terkait autisme tidak semuanya benar, salah satunya mitos tentang anak autisme itu gila. Menurutnya, anak autisme itu bukan gila mereka masih bisa berpikir dengan cara mereka sendiri, bahkan terdapat beberapa autisme yang di klaim sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di masyarakat.
Sebelum kegiatan parenting ini berakhir ada sesi tanya jawab. Para orang tua terlihat sangat antusias bertanya mengenai dan saling berbagi pengalaman mengenai anak autisme dan anak berkebutuhan khusus. (*)
Penulis Ummu Faizatin Ni’mah Editor Ni’matul Faizah