PWMU.CO – Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) Jawa Timur menggelar acara Gebyar Milad ke-27 di SMK Muhammadiyah 2 Genteng Banyuwangi pada Sabtu (12/10/2024).
Hadir dalam acara tersebut Ketua Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur, Dra Hj Rukmini Amar MAp. Rukmini mengatakan bahwa guru dan orang tua perlu selalu membangun sinergi dengan sekolah diatasnya (SD) karena di TK mereka masih kental dengan lebih banyak bermain dan bercerita.
” Sedangkan di SD di kelas satu mungkin jangan terlalu serius dengan pelajaran Calistung (membaca, menulis dan berhitung) karena masih perlu adaptasi. Dari pengalihan usia perkembangan pertumbuhan anak dari TK ke SD itu memerlukan sinergi yang baik, antara guru TK dan SD atau Madrasah Ibtidaiyah,” ujarnya.
Berkemajuan
Tema yang diusung pada Gebyar Milad ke-27 IGABA Jawa Timur ini adalah Meneguhkan Militansi IGABA sebagai Organisasi Profesi yang Berkemajuan. Menurutnya, istilah berkemajuan ini memang menjadi istilah yang lekat dengan persyarikatan baik Muhammadiyah maupun Aisyah.
“Jadi bagaimana kekuatan yang sudah ada itu lebih dikuatkan kembali. Karena Ikatan Guru Aisyah Bustanul Athfal (IGABA) itu menjadi sebuah lembaga organisasi yang menghimpun guru-guru dan insya Allah tetap bersinergi dengan ikatan guru yang lain,” ungkapnya.
Namun, lanjutnya, istilah berkemajuan ini adalah bagaimana 7 karakter perempuan yang menjadi kesepakatan dari hasil muktamar, termilitansi lagi. Sehingga nilai berkemajuan harus dibangun oleh Aisyah sebagai organisasi kemudian bagaimana dipahamkan, disosialisasikan kepada guru yang akan memberikan bimbingan kepada anak didiknya.
Karakter Perempuan Berkemajuan
Dalam sambutan yang berdurasi 15 menit itu, Ketua PWA Jawa Timur itu juga menyinggung tujuh karakter perempuan berkemajuan yaitu, iman dan taqwa, taat beribadah, akhlakul karimah, berfikir tajdid, bersikap wasathiyah, amaliyah sholihan dan bersikap inklusif.
Jadi, lanjutnya, dengan kata berkemajuan, maka yang diharapkan oleh Aisyah adalah terbentuknya 7 karakter perempuan itu.
“Karena perempuan itu nanti yang akan melahirkan generasi yang berdaya saing di zamannya. Hal ini sesuai dengan syair lagu Mars Aisyiyah ‘di telapak kakimu terbentang surga di tanganmu lah nasib bangsa’,” jelasnya
Maka, yang diurus oleh Aisyiyah itu memintarkan perempuan agar supaya generasi yang dilahirkan, yang dididik dari amal usaha Aisyah itu nanti menjadi anak yang berkontribusi besar terhadap negeri yang dicintai ini yaitu Indonesia.
Karakter Anak yang Perlu Diperhatikan
Karakter anak yang yang menjadi perhatian Rukmini adalah, pertama spiritualitas. Penanaman nilai-nilai keislaman. Dengan menata niat yang baik dan benar.
“Jadi kalau mereka bertanya kenapa kok sekolah, maka niatkan untuk menuntut ilmu. Karena saat ini orientasi mereka bersekolah bukan mendapatkan ilmu tetapi bekerja. Kalau orang sudah punya ilmu, maka pekerjaan akan bisa diciptakan,” jelasnya.
Kedua, perilaku yang di internalisasikan nilai-nilai akhlakul karimah.
“Jadi kalau karakter itu kan untuk semua anak bangsa, apapun gamanya. Tetapi kalau di dalam islam ini kental dengan istilah akhlakul karimah, yaitu kualitas perilaku, kualitas, ucapan, kualitas pola pikir yang menghasilkan nilai nilai yang betkarakter,” ujarnya.
Ketiga, berkemajuan. “Jadi mereka ceria, tidak menjadi orang yang merasa terasingkan karena menampilkan diri dengan ketaatan di dalam beragama, karena menampilkan diri dengan iman dan taqwa,” lanjutnya.
Keempat, nasionalisme. Bangga dengan negeri sendiri, Indonesia. (*)
Penulis Estu Rahayu Editor Wildan Nanda Rahmatullah