PWMU.CO – Hari ini, saya berkesempatan melakukan tadabur alam ke Gunung Kelud, gunung yang tak hanya memukau dengan pemandangan indahnya, tetapi juga menyimpan kisah legenda yang penuh makna dan misteri.
Di balik keelokan alamnya, Gunung Kelud menyimpan cerita cinta dan pengkhianatan yang masih hidup dalam ingatan masyarakat setempat.
Gunung Kelud dikenal bukan hanya karena letusan-letusan dahsyatnya, tetapi juga karena legenda Dewi Kilisuci, seorang putri cantik yang bijaksana dan cerdik.
Dikisahkan, Dewi Kilisuci menolak lamaran dua raja sakti: Mahesa Suro, yang berkepala kerbau, dan Lembu Suro, raja berkepala lembu.
Kedua raja ini bersaing untuk memenangkan hati sang putri dengan melakukan tantangan yang diberikan Kilisuci.
Ia meminta mereka membangun dua sumur dalam semalam sebagai bukti cinta.
Dengan kekuatan luar biasa, Mahesa Suro dan Lembu Suro berjuang memenuhi permintaan itu. Namun, saat mereka hampir berhasil, Dewi Kilisuci mengingkari janjinya dan memerintahkan prajuritnya untuk menimbun sumur tersebut.
Merasa dikhianati, kedua raja melontarkan kutukan terhadap tanah tersebut, yang konon menjadi alasan Gunung Kelud sering meletus, seolah menyuarakan amarah yang tersisa dari kisah cinta yang tragis.
Saat mendaki Gunung Kelud, saya merenungi betapa dalamnya legenda ini mengakar dalam budaya masyarakat sekitar.
Setiap langkah seolah membawa saya kembali ke masa lalu, menghidupkan kembali kisah Dewi Kilisuci dan dua raja yang tergoda oleh pesona cintanya.
Keheningan alam dan keindahan panorama yang memukau mengajak saya merenungi makna di balik cerita ini: cinta, pengkhianatan, dan kekuatan alam yang tak bisa ditundukkan.
Perjalanan tadabur alam di Gunung Kelud bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin yang menggugah hati, mengingatkan kita bahwa sejarah dan mitos memiliki tempat yang abadi dalam kehidupan manusia.
Penulis Putra Bintan Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan