Oleh: Kumara Adji Kusuma (Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)
PWMU.CO – Apakah objek (benda/tanaman/hewan) memberitahu subjek (manusia) tentang tentang siapa dirinya?
Masalah terbesar yang dialami terkait hubungan subjek-objek dalam realitas sehari-hari adalah bahwa selama ini eksistensi objek ditentukan oleh subjek. Bahwa lingkungan sekitar dikenali secara sepihak. Tidak sebaliknya, objek menentukan dirinya sendiri sebagai apa adanya.
Lihat juga:
Misalnya sebuah benda berwarna oranye. Mengapa ia berwarna oranye? Hal ini bukan karena si objek mendefinisikan dirinya sebagai oranye, tetapi subjek, yakni manusialah yang menentukan ia berwarna oranye.
Mengapa demikian, karena mata manusia mendeteksi itu sebagai oranye dan menyepakatinya secara kolektif sebagai oranye dalam tanda-tanda kolektif.
Dalam hal tersebut, warna oranye itu terjadi karena bentuk mata manusia beserta seluruh struktur di dalamnya membuatnya mendefinisikan itu sebagai oranye.
Apakah betul ia oranye? Karena warna tersebut kemudian bisa berbeda dalam kondisi dan situasi pencahayaan tertentu.
Lalu bagaimana dengan mata yang dimiliki hewan yang memiliki struktur/bentuk dan sel mata yang berbeda dengan manusia. Apakah betul dia memiliki kesamaan persepsi atas suatu benda dengan manusia.
Secara saintifik, diketahui bahwa tidak semua hewan buta warna, namun banyak yang memiliki persepsi warna berbeda dengan manusia (Land, 2012).
Anjing dan kucing memiliki penglihatan dua warna (dichromatic), melihat biru dan kuning, tetapi kesulitan membedakan merah dan hijau.
Banyak burung memiliki penglihatan warna yang sangat baik dan bisa melihat ultraviolet, yang tidak bisa dilihat oleh manusia. Ikan disebut sering kali memiliki penglihatan warna yang baik dan bisa melihat spektrum warna yang lebih luas dibandingkan manusia.
Beberapa serangga, seperti lebah, bisa melihat ultraviolet. Dengan menggunakan kemampuan ini lebah mampu untuk menemukan bunga. Beberapa primata memiliki penglihatan warna yang serupa dengan manusia, yaitu trichromatic (merah, hijau, dan biru).
Banyak mamalia nokturnal memiliki penglihatan yang lebih sensitif terhadap cahaya rendah dan mungkin memiliki penglihatan warna yang terbatas atau bahkan buta warna.
Tidak semua hewan buta warna, tetapi ada variasi yang signifikan dalam bagaimana mereka melihat dan membedakan warna.
Struktur masing-masing indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, dan pengecapan) antara manusia dengan makhluk lainnya tidak sama.
Salah satu lebih peka dari yang lain. Karenanya dalam menangkap/mencerap objek bisa dipastikan ada ketidaksamaan antara manusia dengan makhluk yang lain. Belum lagi pengindraan oleh makhluk-makhluk super kecil.