Foto bersama Pengurus Ranting Kalibarukulon bersama Pimpinan Daerah Banyuwangi usai pengukuhan, Minggu (10/11/2024).
PWMU.CO – Minggu malam, bertepatan dengan Hari Pahlawan Minggu (10/11/2024), Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kalibaru menggelar acara puncak Milad Ke-112 Muhammadiyah.
Milad ini berlangsung di masjid Al Ihsan dengan dihadiri langsung oleh Dr. Mukhlis Lahudin, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyuwangi.
Semarak Milad Muhammadiyah di Kalibaru
Puncak acara milad ke-112 ini berawal dengan serangkaian kegiatan lomba yang teramaikan oleh para siswa TK dan SD se kecamatan Kalibaru.
Tidak ketinggalan, segenap warga Muhammadiyah Kalibaru juga terlibat aktif dalam berbagai perlombaan, seperti paduan suara Mars Muhammadiyah, lomba menggoreng bawang merah, menyulam, dan sebagainya.
“Serangkaian lomba yang digelar oleh PCM Kalibaru ini bertujuan untuk memupuk rasa kebersamaan antar sesama warga Muhammadiyah. Selain itu, lewat lomba ini kami ingin agar warga Muhammadiyah bisa bermuhammadiyah dengan gembira,”papar Sardiyanto, S.Pd, ketua PCM Kalibaru.
Setelah pembagian hadiah bagi para pemenang lomba, acara berlanjut dengan pengukuhan ranting baru, Pimpinan Ranting Kalibarukulon. Ranting termuda di bawah PCM Kalibaru ini berdiri sejak beberapa bulan yang lalu, di bawah kepemimpinan Agung Jatmiko sebagai ketua tanting.
“Kami bersyukur ranting Kalibarukulon ini bisa dikukuhkan hari ini. Kami sudah lama merintis berdirinya ranting Kalibarukulon. Namun, baru tahun ini ranting Kalibarukulon bisa berdiri” ujar Agung.
Saya berharap semoga personal yang duduk dalam kepengurusan bisa istikomah menjalankan amanah organisasi” tegas Agung.
Dr Mukhlis Lahudin dalam ceramahnya mengajak kepada para jamaah untuk senantiasa istikomah berjalan di jalan yang benar. Sejak awal didirikan oleh KH Ahmad dahlan, Muhammadiyah selalu berjuang untuk negeri ini di atas jalan kebenaran, ikhlas tanpa ada pamrih, hanya mengharap ridho dari Allah SWT.
Misi Dakwah Muhammadiyah
Muhammadiyah hingga hari ini sudah berusia 112 tahun. Usia yang cukup matang bagi sebuah organisasi. Mengapa Muhammadiyah bisa bertahan dan bahkan semakin tumbuh membesar dalam usianya yang ke-112?
Pertama, Muhammadiyah membawa akidah islam yang benar. Sesuatu kebenaran pasti akan bisa bertahan lama. Meskipun mungkin ada yang tidak sependapat dengan akidah yang dibawakan, Muhammadiyah tetap berjalan di atas garis yang ditetapkan.
Kedua, membawa misi ibadah. Muhammadiyah berdiri dengan niat ibadah kepada Allah. Dipuja atau tidak, Muhammadiyah terus bergerak dan berkegiatan.
Ketiga, membawa misi risalah. Menyebarkan agama Allah sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Muhammadiyah tidak pernah memaksa orang lain untuk bermuhammadiyah. Muhammadiyah hadir dengan cara yang menggembirakan sehingga tercipta islam yang rahmatan lil alamin.
Keempat, membawa misi tarbiyah. Sejak awal pendirian Muhammadiyah mendidik untuk memintarkan setiap orang. Oleh karena itu Muhammadiyah hadir dengan mendirikan sekolah, rumah sakit, panti asuhan, yang kesemuanya tidak untuk mencari keuntungan secara finansial.
Kelima, membawa misi jamiyah jamaah. Muhammadiyah terus bergerak dan menggerakkan jamah agar semakin berdaya. Bukti nyata gerakan jamiyah jamaah ini adalah terselenggaranya milad ke-112 di PCM Kalibaru ini.
PCM yang tidak seberapa besar ini bisa menggalang dana cukup banyak sehingga milad ke-112 ini bisa terlaksana dengan sukses dan meriah.
Keenam, misi siasyah. Gerakan yang dilakukan Muhammadiyah ini adalah syahadah nyata dalam bernegara. Muhammadiyah turut andil berdirinya NKRI.
Oleh karena itu, di mana pun adanya, Muhammadiyah harus mendukung sepenuhnya terhadap program-program pemerintah, mulai dari ranting hingga pusat.
Di akhir tausiahnya, Dr. Mukhlis Lahudin mengutip surat Al Jin ayat 16 yang artinya “Dan sekiranya mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Allah), niscaya Kami akan mencurahkan kepada mereka air yang cukup” ujarnya.
Siapa pun yang istikomah dalam kebenaran maka Allah akan menjamin rejekinya. Semoga semua ini bisa menjadi iktibar untuk tetap istikomah di jalan Allah.
Penulis Sarwito, Editor Danar Trivasya Fikri