Oleh Nasrullah Dosen Universitas Negeri Makassar
PWMU.CO – Dalam perjalanan panjangnya, Muhammadiyah telah berdedikasi untuk mendorong kemajuan umat dan bangsa. Tidak dipungkiri bahwa kontribusi Muhammadiyah telah memberikan perubahan positif dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, bahkan tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.
Seiring dengan usia yang telah mencapai 112 tahun, Muhammadiyah tetap jaya hingga memasuki era digital yang berkembang pesat seperti saat ini. Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan selalu semakin relevan sesuai dengan kinerja dan kontribusi yang terlihat di seluruh pelosok Indonesia.
Karena itu, tidak jarang untuk menemukan Muhammadiyah dengan amal usaha sebagai simbol utama gerakan pencerahan tersebut. Amal usaha yang disematkan oleh Muhammadiyah ke dalam pilar kehidupan masyarakat Indonesia dimulai dari sekolah, perguruan tinggi, klinik dan rumah sakit, hingga lembaga keuangan.
Kehadiran teknologi dan kecerdasan buatan (AI) merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri dan telah berbaur dalam aktivitas kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan kemajuan teknologi tersebut telah menjadi bagian dari aktivitas siswa di sekolah, aktivitas perawat dan dokter di rumah sakit, dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi, termasuk juga berbagai lembaga keuangan di seluruh dunia.
Teknologi dan AI memiliki potensi besar untuk menciptakan transformasi positif di berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.
Misalnya, melalui teknologi AI, Muhammadiyah dapat mendukung pendidikan berkualitas yang inklusif, memperkuat dakwah digital, serta menjangkau lebih banyak orang dengan pesan-pesan positif dan nilai-nilai kebaikan.
Aplikasi pembelajaran berbasis AI juga dapat digunakan untuk menciptakan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik di seluruh pelosok negeri.
Selain itu, pemanfaatan AI dalam pelayanan kesehatan memungkinkan Muhammadiyah untuk memberikan layanan yang lebih efektif, baik di tingkat komunitas maupun di institusi-institusi kesehatannya. Dengan AI, diagnosis kesehatan bisa dilakukan dengan cepat, perawatan pasien bisa ditingkatkan, dan tenaga medis dapat terbantu dalam pengambilan keputusan klinis yang lebih akurat.
Namun, dalam upaya pemanfaatan teknologi dan AI, penting bagi kita untuk menjaga prinsip-prinsip Islam yang beretika, adil, dan berkeadaban. Kecerdasan buatan dan teknologi memiliki potensi yang luar biasa, tetapi tanpa kendali moral dan etika yang kuat, mereka bisa membawa dampak negatif, seperti ketidakadilan sosial, pelanggaran privasi, hingga dehumanisasi.
Oleh karena itu, Muhammadiyah memiliki peran penting sebagai pelopor dalam memperjuangkan penggunaan teknologi yang bukan hanya cerdas, tetapi juga beradab — teknologi yang tidak sekadar memajukan kemampuan manusia, tetapi juga menyejahterakan dan memperkuat hubungan sosial yang lebih baik.
Muhammadiyah dapat mendorong pemanfaatan AI yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan moral, sehingga teknologi ini tidak hanya mendorong efisiensi tetapi juga memperhatikan aspek-aspek keberlanjutan, hak asasi manusia, dan kesejahteraan kolektif.
Contohnya, dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah dapat memanfaatkan AI untuk memastikan akses pendidikan yang lebih merata.
Teknologi ini memungkinkan metode pembelajaran yang dipersonalisasi, di mana setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka masing-masing.
Dengan begitu, pendidikan dapat menjangkau daerah-daerah yang selama ini sulit diakses, serta menjamin bahwa setiap anak bangsa mendapatkan hak untuk belajar tanpa diskriminasi.
Di sektor kesehatan, AI dapat membantu Muhammadiyah dalam memberikan layanan yang cepat dan efisien di rumah sakit-rumah sakit dan klinik yang dikelola oleh organisasi ini.
Namun, penerapannya harus tetap memperhatikan nilai-nilai Islam, terutama dalam menjaga privasi pasien, mengutamakan empati dalam pelayanan, dan memastikan bahwa teknologi tidak menggantikan peran manusia dalam memberikan perawatan.
Keseimbangan ini sangat penting agar teknologi tetap digunakan untuk melayani manusia, bukan malah mengurangi nilai kemanusiaan.
Di sektor ekonomi, Muhammadiyah juga dapat mengarahkan penggunaan AI untuk memajukan perekonomian umat secara lebih adil dan merata. Teknologi ini bisa menjadi alat untuk memberdayakan UMKM, membantu mereka dalam pemasaran digital, manajemen inventaris, dan analisis pasar yang sebelumnya sulit mereka jangkau.
Muhammadiyah dapat mendorong penggunaan AI untuk mendorong kesetaraan dalam ekonomi, membantu pelaku usaha kecil untuk berkembang, dan memastikan bahwa teknologi tidak hanya menguntungkan korporasi besar tetapi juga memberikan peluang bagi masyarakat kecil untuk maju.
Dengan demikian, dalam era di mana teknologi dan AI semakin berkembang, Muhammadiyah memiliki peran penting sebagai penjaga etika dan nilai-nilai kemanusiaan.
Sebagai organisasi yang lahir dari semangat untuk mencerdaskan umat, Muhammadiyah dapat terus memandu masyarakat menuju kemajuan yang tidak hanya berfokus pada aspek material dan efisiensi, tetapi juga berlandaskan pada kasih sayang, keadilan, dan kebermanfaatan untuk sesama.
Teknologi yang memanusiakan manusia adalah teknologi yang mendukung manusia untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang tidak hanya pintar secara intelektual tetapi juga bijak secara moral.
Inilah wujud dari Indonesia berkemajuan yang sesungguhnya – sebuah masyarakat yang maju tidak hanya dalam teknologi, tetapi juga dalam kemanusiaan, yang senantiasa memanfaatkan kemajuan untuk kebaikan bersama dan kesejahteraan semua pihak.
Editor Syahroni Nur Wachid