PWMU.CO – Gonjang-ganjing kasus Harun Masiku belakangan kembali mencuat ke muka publik. Eks politisI Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Maruarar Sirait bahkan mengadakan sayembara penangkapan Harun Masiku. Bagi yang menemukan Masiku, Maruarar bahkan akan mengganjarnya uang sebesar Rp. 8 Miliar.
Mencuatnya kasus Harun Masiku tersebut direspons oleh Sekretaris Jenderal Pemuda Muhammadiyah Najih Prastiyo. Pihaknya menyebut persoalan kasus pidana korupsi yang menyeret Masiku harus segera dituntaskan. Lebih dari itu, Najih bahkan meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) segera tangkap Harun Masiku.
“Harun Masiku ini sudah nyaris 5 tahun jadi buron, sampai sekarang belum ditangkap. Saya kira KPK harus ambil langkah tegas dan produktif. Buron semacam Masiku bisa melemahkan supremasi hukum. Penangkapan Masiku hemat saya perlu untuk tegakkan keadilan dan untuk menunjukkan bahwa hukum berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Kalau tidak segera ditangkap, kasus ini bisa ganggu stabilitas politik”, tutur Najih (12/12/2024)
Najih menduga, terdapat pihak yang terus mencoba menghalangi proses hukum terhadap Masiku. Najih meminta KPK dan aparat hukum untuk menindak sesiapa saja yang menghalangi proses hukum sesuai dengan Pasal 221 KUHP.
“Saya duga ada pihak yang memang terus coba halangi proses hukum ini. Oknum semacam ini harus ditindak, sesuai dengan perintah Undang-Undang Pasal 221 KUHP”, Imbuhnya.
Najih juga menyebut kalangan kader PDI-P untuk tidak melindungi Masiku. Lebih dari itu juga lugas mengadili Hasto Kristiyanto yang dianggap juga terlibat dalam dugaan kasus penyuapan.
“Kasus Harun Masiku ini bagaimanapun erat kaitannya dengan Sekjend PDI-P Pak Hasto Kristiyanto. Saya heran kok Pak Hasto lantang bicara dimana-mana, serasa luap dengan kasus penyuapan yang seret namanya sendiri”, lanjutnya
Najih bahkan mendorong PDI-P untuk tak gentar pecat Hasto Kristiyanto yang selama ini dianggap sebagai biang kegaduhan.
“Saya malah mau minta PDI-P itu tidak gentar pecat Pak Hasto. Keberadaannya di PDI-P sekarang saya kira sudah tidak produktif, malah sehari-hari buat gaduh. Ini ancam eksistensi partai sendiri’, tutup Najih.
Penulis Mahzun Editor Azrohal Hasan