PWMU.CO – Sebanyak 74 siswa kelas 1 SD Aisyiyah 1 Nganjuk belajar pengolahan sampah organik dan pembibitan tanaman di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Desa Kartoharjo, Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk, pada Selasa (17/12/2024).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dengan fokus pada dimensi beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Elemen utamanya meliputi akhlak kepada alam, kepedulian terhadap lingkungan, serta pengolahan sampah organik menjadi kompos dan pembibitan tanaman stek menggunakan teknik oven sungkup.
Penanggung jawab TPST, Partini, bersama timnya mempraktikkan proses pembuatan kompos. Sampah daun yang telah disiapkan digiling menggunakan mesin, kemudian dijemur selama beberapa hari. Setelah itu, sampah difermentasi selama 3-6 bulan hingga menjadi kompos siap pakai. Kompos ini digiling lagi hingga bertekstur halus dan berwarna hitam.
Produk akhir berupa kompos dikemas dalam plastik siap jual, sementara tanah media tanam dibuat dari campuran kompos dan pasir dengan perbandingan 2:1. Anak-anak kemudian memanfaatkan campuran tersebut untuk menanam bibit tanaman stek, seperti bunga sepatu dan bougenvil, menggunakan teknik oven sungkup.
Sampah Organik
Petugas TPST memberikan panduan langkah demi langkah pembibitan tanaman. Proses ini melibatkan pengisian wadah dengan campuran media tanam, penanaman bibit stek dengan potongan lidah buaya, penutupan dengan plastik bening untuk menjaga kelembaban, dan pengamatan selama 2-4 minggu hingga muncul akar. Bibit yang berhasil akan dipindahkan ke wadah lebih besar untuk pertumbuhan lebih lanjut.
Kegiatan ini disambut antusias oleh para siswa. Mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga pengalaman langsung yang berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Salah satu guru pendamping, Maimanah, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan menginspirasi generasi muda agar lebih peduli terhadap lingkungan sejak dini.
Kegiatan berjalan lancar dan menyenangkan. Para siswa membawa hasil pembibitan tanaman mereka pulang untuk dirawat dan dikembangkan di rumah masing-masing. (*)
Penulis Siti Mujayanah Editor Amanat Solikah