
PWMU.CO – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan kembali menunjukkan komitmennya dalam memberdayakan masyarakat dengan mengadakan Studi Literasi di Bioreaktor Kapal Selam yang berada di Desa Langse, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.
Kegiatan yang berlangsung pada Ahad (16/2/2025) ini bertujuan untuk memperkuat jejaring, berbagi wawasan, serta merancang strategi baru dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Dalam kesempatan tersebut, peserta berkesempatan mempelajari secara langsung teknologi Bioreaktor Kapal Selam yang dikembangkan oleh Muhammad Sobri. Ia menjelaskan bahwa teknologi ini mampu mengolah sampah organik dan limbah industri menjadi pupuk organik berkualitas serta energi terbarukan.
“Bioreaktor kapal selam ini mampu memproses limbah seperti kotoran ternak dan limbah tapioka untuk menghasilkan pupuk organik serta gas yang dapat dikonversi menjadi energi listrik,” terang Sobri.

Teknologi ini tidak hanya membantu mengelola limbah secara lebih efektif, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi para petani. Satu unit bioreaktor diklaim mampu menyuburkan hingga 10 hektar sawah, mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia yang dapat merusak lingkungan. Dengan kapasitas produksi 200 kilogram pupuk per hari, dalam waktu 25 hari alat ini dapat menghasilkan lima ton pupuk organik yang cukup untuk satu hektar lahan pertanian.
Selain meningkatkan produktivitas pertanian, penggunaan pupuk organik juga diharapkan dapat mengurangi biaya produksi petani dan meningkatkan kesehatan tanah secara berkelanjutan. Lebih jauh, gas yang dihasilkan dari bioreaktor ini dapat digunakan untuk pencahayaan, memasak, serta mengoperasikan peralatan pertanian seperti traktor.
Ketua MPM PDM Lamongan, Shobikin Amin SSos MM, menegaskan pentingnya pembelajaran berbasis praktik dalam program pemberdayaan masyarakat.
“Kami hadir di sini untuk belajar langsung bagaimana teknologi ini dapat mendukung ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat. Melalui organ taktis seperti Jama’ah Tani Muhammadiyah (Jatam), Jama’ah Nelayan Muhammadiyah (Jalamu), Ternakmu, dan Petani Tambak Muhammadiyah (Petamu), kami yakin perubahan nyata dapat terwujud,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan permasalahan pertanian. “Kemitraan antara MPM PDM Lamongan dan para pemangku kepentingan harus terus diperkuat. Kita perlu solusi inovatif untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan,” tambahnya.
Dengan adanya kegiatan ini, MPM PDM Lamongan berharap inovasi teknologi seperti Bioreaktor Kapal Selam dapat menjadi solusi bagi permasalahan pertanian dan energi di Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat terwujudnya sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. (*)
Penulis Fathan Faris Saputro Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun