
PWMU.CO – H Hilmi Aziz Hamim SAg MPdI, membuka materi Sejarah Hizbul Wathan dalam acara Orientasi Pandu Tunas Athfal dengan memberikan tutorial melipat halsduk, Sabtu (22/2/2025).
Dalam tutorialnya, Hilmi Aziz menjelaskan bahwa melipat halsduk dilakukan dengan cara melipatnya secara bertumpuk, kemudian menggosokkannya di paha sebagai pengganti setrika. Halsduk kemudian dikalungkan di leher dengan menyatukan garis dari sebelah kiri dan kanan agar tampak rapi.
Acara yang berlangsung di SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB, Gresik ini juga menghadirkan pemaparan sejarah Hizbul Wathan. Hilmi Aziz menceritakan bahwa organisasi kepanduan ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 20 Desember 1918. Inspirasi pendiriannya datang dari pengamatan KH Ahmad Dahlan terhadap latihan baris-berbaris anak-anak Padvinder.
“Beliau berpikir, alangkah baiknya jika anak-anak dan keluarga Muhammadiyah juga mendapatkan pelatihan yang sama,” ujarnya.
Saat itu, Indonesia masih dalam penjajahan Belanda, sehingga nama Padvinder Muhammadiyah dilarang karena dianggap menyerupai Padvinder Belanda. Oleh karena itu, pada tahun 1920, nama tersebut diubah menjadi Hizbul Wathan, yang berarti Pembela Negara.
Seiring berjalannya waktu, Hizbul Wathan kembali dibangkitkan pada 18 November 1999 dengan tujuan membentuk pribadi Muslim yang tangguh serta membangun generasi muda berakhlak mulia dan berkarakter kuat.
Tujuan Mempelajari Sejarah Kepanduan Hizbul Wathan
- Memahami perkembangan Hizbul Wathan dari masa ke masa.
- Mengambil semangat perjuangan para pemimpin melalui kepanduan Hizbul Wathan.
- Mengetahui tantangan dan rintangan dalam perjuangan melalui kepanduan Hizbul Wathan.
- Memahami tujuan utama KH Ahmad Dahlan dalam mendirikan Hizbul Wathan, yaitu untuk mengabdi kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Hilmi Aziz juga menekankan bahwa salah satu ciri khas sekolah Muhammadiyah adalah pengembangan organisasi otonom (Ortom) seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Tapak Suci, dan Hizbul Wathan.
Berbagai kegiatan dapat dilakukan dalam mengembangkan Hizbul Wathan di sekolah-sekolah Muhammadiyah, antara lain:
- Upacara,
- Baris-berbaris,
- Bernyanyi dan bercerita,
- Membaca dan mendengarkan cerita,
- Berbagai perlombaan,
- Tadabbur alam,
- Permainan indoor dan outdoor,
- Tali temali, dan masih banyak lagi.
Pesan-Pesan dari Hilmi Aziz
Ramanda Hilmi, sapaan akrabnya, berpesan kepada para peserta agar dalam menggubah lagu atau mengganti liriknya, harus mengandung nilai edukasi dan tidak mengandung unsur negatif. Selain itu, ia mengingatkan agar dalam setiap kegiatan kepramukaan, anggota Hizbul Wathan tetap mengenakan identitas mereka dengan memakai seragam resmi Hizbul Wathan.
Sebagai penutup materi, Hilmi Aziz mempraktikkan gerak dan lagu bersama para peserta, menciptakan suasana yang menyenangkan dan menggembirakan. (*)
Penulis Endah Suryani Editor Wildan Nanda Rahmatullah