
PWMU.CO – Pengurus Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kota Blitar periode 2024-2029 resmi dikukuhkan pada Rabu (26/2/2025) di Aula Gedung Dakwah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Blitar, Jalan Cokroaminoto Nomor 3, Kota Blitar.
Kegiatan pengukuhan yang disaksikan oleh seluruh guru, karyawan, dan anggota Ikatan Guru Aisyiyah Bustanul Athfal (IGABA) Muhammadiyah Kota Blitar ini dihadiri oleh 190 orang. Peserta terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang Al-Islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab (Ismuba) dari jenjang SD, SMP, SMA, SMK Muhammadiyah, serta pengurus FGM dan IGABA Kota Blitar.
Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Kota Blitar terpilih periode 2024-2029, Widjianto SPd mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.
“Alhamdulillah, kepengurusan periode 2024-2029 sudah dibentuk dan dikukuhkan pada hari ini. Ada beberapa program prioritas yang akan dijalankan, seperti peningkatan profesionalitas dan kesejahteraan guru,” jelasnya.
Widjianto juga menambahkan bahwa kepengurusan FGM yang baru akan lebih memprioritaskan peningkatan profesionalitas dan kesejahteraan guru. Selain itu, ia mengajak seluruh jenjang pendidikan, mulai dari KB-TK, SD, SMP, SMA atau SMK, serta IGABA Muhammadiyah Kota Blitar, untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada siswa dan orang tua.
“Prioritas kita adalah bagaimana meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan guru di masing-masing jenjang, serta memberikan pelayanan terbaik. Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah membangun mindset bahwa sekolah harus terus memperbaiki diri dan mereposisi sesuai tantangan serta perkembangan zaman yang semakin kompleks,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Blitar, Lukiarto SKM mengapresiasi terbentuknya kepengurusan FGM periode 2024-2029. Ia berharap kepengurusan yang baru terus meningkatkan komunikasi, kolaborasi, dan sinergi antara kepala sekolah, guru, dan Majelis Pendidikan Muhammadiyah Kota Blitar.
“Kepala sekolah sebagai pengelola, Majelis Pendidikan sebagai penyelenggara, dan guru-guru sebagai aktor utama dalam pengembangan sekolah. Komunikasi, kolaborasi, dan sinergi yang baik akan mendorong perkembangan sekolah Muhammadiyah semakin pesat,” ujarnya.
Lukiarto juga menekankan bahwa sudah saatnya guru memiliki komitmen moral dan integritas tinggi. Salah satu wujud integritas tersebut adalah dengan tidak mendaftar sebagai calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) maupun di sekolah lain ketika masih aktif menjadi pegawai di sekolah Muhammadiyah.
“Jika terdapat guru dan tenaga kependidikan yang melakukan cara sembunyi-sembunyi melakukan itu berarti secara moral integritas rendah,” tegasnya.
Terkait program prioritas peningkatan kesejahteraan guru, Lukiarto menegaskan bahwa kepala sekolah harus berpikir keras dan mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan guru.
“Bagaimana guru-guru akan memiliki harapan besar ketika bekerja di sekolah Muhammadiyah jika kepala sekolah tidak memiliki visi yang jelas dan berorientasi ke depan. Jangan sampai kepala sekolah tidak memiliki visi dan tidak mampu membangun harapan, sehingga guru-guru tidak betah di sekolah,” sambungnya.
Di akhir pernyataannya, Lukiarto menjelaskan bahwa salah satu ciri sekolah yang baik dan berkualitas adalah ketika guru-gurunya tidak berminat mendaftar sebagai P3K atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Jika ada guru yang ingin mendaftar, maka sebaiknya mengundurkan diri terlebih dahulu atau tidak dalam posisi sebagai guru aktif di sekolah Muhammadiyah,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan bahwa tantangan FGM saat ini semakin berat dengan kondisi persaingan antarsekolah yang sangat kompetitif. Oleh karena itu, tantangan tersebut harus dihadapi dengan sepenuh tenaga dan pemikiran yang maksimal. (*)
Penulis Nur Aji Editor Ni’matul Faizah