
PWMU.CO – Gejala menopause dan masalah yang ditimbulkan menjadi topik bahasan dalam Kajian Ramadan PDA Nyai Walidah Kota Batu pada Selasa (04/03/2025). Kajian ini menghadirkan bidan Widiyani yang memberikan pemahaman mengenai menopause sebagai fase alami dalam kehidupan wanita yang menandai berakhirnya menstruasi. Fase ini umumnya terjadi pada usia 45-55 tahun akibat penurunan kadar hormon estrogen.
Dalam pemaparannya, bidan Widiyani menjelaskan bahwa menopause terdiri dari tiga fase utama. Pertama perimenopause, yaitu masa transisi sebelum menopause yang ditandai dengan penurunan hormon estrogen secara bertahap dan berlangsung selama 4-10 tahun.
Kedua menopause, yaitu fase di mana menstruasi telah berhenti selama 12 bulan berturut-turut akibat penurunan drastis hormon estrogen dan progesteron, dengan gejala utama menopause yang semakin tampak.
Ketiga post-menopause, yaitu fase yang berlangsung seumur hidup setelah menopause terjadi. Pada fase ini, gejala menopause bisa menghilang atau tetap muncul, serta meningkatkan risiko osteoporosis dan penyakit metabolik.
Perubahan yang terjadi selama menopause dapat berupa perubahan fisik dan emosional. Perubahan fisik yang umum dialami antara lain hot flashes atau sensasi panas di tubuh, keringat berlebih di malam hari, gangguan tidur atau insomnia, peningkatan berat badan, rambut rontok atau menipis, kulit kering dan kehilangan elastisitas, rahim turun (prolapsus uteri), serta nyeri kandung kemih.
Sementara itu, perubahan emosional meliputi mood swing atau perubahan suasana hati, depresi dan kecemasan, serta kesulitan berkonsentrasi.
Faktor yang Bisa Memperburuk Menopause
Beberapa faktor yang dapat memperburuk kondisi menopause meliputi faktor lingkungan dan faktor nutrisi. Faktor lingkungan, seperti tuntutan merawat anak dan lansia, perubahan karier, dinamika hubungan dengan pasangan, serta adanya penyakit penyerta, dapat memengaruhi kondisi emosional seorang wanita. Selain itu, faktor nutrisi seperti kekurangan vitamin D, vitamin B kompleks, vitamin C, omega-3, serta hormon pengganti juga dapat memperberat gejala menopause.
Menurut bidan Ani, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan wanita untuk menghadapi masa menopause dengan lebih baik. Langkah-langkah tersebut meliputi berkomunikasi dengan pasangan dan keluarga, mencari informasi seputar menopause, melakukan perawatan diri (self-care) seperti berolahraga, menjaga nutrisi, menggunakan perawatan kulit, serta meluangkan waktu untuk diri sendiri (me time).
Selain itu, berkonsultasi dengan tenaga profesional, memiliki sahabat atau komunitas pendukung, serta menerima kondisi ini sebagai perubahan alamiah juga dapat membantu wanita melewati fase ini dengan lebih nyaman.
Selama bulan Ramadhan, ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mengelola menopause. Wanita disarankan untuk tetap fokus pada hal positif dan kebahagiaan dalam menjalani ibadah Ramadhan.
Jika mengalami gangguan haid dan tidak dapat berpuasa, maka bisa menggantinya di hari lain. Mengonsumsi makanan bergizi saat sahur, memastikan asupan cairan cukup, serta memilih terapi hormon yang tidak dikonsumsi secara oral jika sedang menjalani terapi juga menjadi langkah penting dalam menjaga kesehatan selama berpuasa.
Dengan pemahaman yang baik mengenai menopause, wanita dapat menghadapi fase ini dengan lebih tenang dan percaya diri. Dukungan keluarga, pola hidup sehat, serta pendekatan spiritual selama Ramadhan juga berperan dalam menjaga keseimbangan fisik dan emosional selama masa menopause. (*)
Penulis Khoen Eka Editor Amanat Solikah