
Trik Jitu mengenali perbedaan tujuan penulisan Esai dan KTI ala Nashrul Mu’minin. (Nashrul Mu’minin/PWMU.CO).
PWMU.CO – Bagi mahasiswa, menulis adalah salah satu keterampilan yang wajib dikuasai. Namun, seringkali kita bingung membedakan antara Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan esai.
Keduanya memang memiliki tujuan dan struktur yang berbeda, namun sama-sama penting dalam dunia akademik.
Berdasarkan beberapa gambar yang beredar di media sosial, mari kita bahas perbedaan mendasar antara KTI dan esai, serta tips untuk menulis keduanya dengan baik.
“Struktur: KTI vs Esai”
Karya Tulis Ilmiah (KTI) memiliki struktur yang baku dan terperinci. Berikut adalah struktur umum KTI:
- Halaman Awal: Judul, abstrak, dan daftar isi.
- Bab I Pendahuluan: Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
- Bab II Kajian Teoretis: Kajian pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pemikiran, dan hipotesis.
- Bab III Metode Penelitian: Jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, data dan sumber data, teknik validasi data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
- Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: Deskripsi objek penelitian, hasil penelitian, dan analisis data.
- Bab V Penutup: Simpulan dan saran.
- Halaman Akhir: Daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Sedangkan esai, di sisi lain, memiliki struktur yang lebih fleksibel. Umumnya, esai terdiri dari:
- Pendahuluan: Menjelaskan konteks dan topik, serta mengapa topik tersebut penting.
- Isi (Argumen): Berisi permasalahan, analisis, dan evaluasi kritis.
- Simpulan: Menyatakan kesimpulan dan implikasi dari temuan.
Tujuan dan Panjang Tulisan
Karya Tulis Ilmiah bertujuan untuk menyajikan hasil penelitian, analisis, atau kajian sistematis. KTI biasanya digunakan dalam skripsi, tesis, atau jurnal ilmiah.
Esai Ilmiah bertujuan untuk mengungkapkan pendapat atau gagasan kritis yang didukung oleh data atau teori. Di samping itu, esai lebih fokus pada penyampaian argumen pribadi yang didukung oleh bukti-bukti.
Esai Ilmiah cenderung lebih ringkas, biasanya terdiri dari 500-1500 kata. Esai lebih fokus pada penyampaian argumen yang padat dan jelas.
Karya Tulis Ilmiah umumnya lebih panjang dan mendalam, tergantung pada jenisnya. Misalnya, skripsi bisa mencapai puluhan ribu kata, sedangkan jurnal ilmiah biasanya lebih pendek namun tetap detail.
Lebih lanjut, ada juga perbedaan mencolok untuk penulisan Daftar Pustaka antara KTI dan Esai.
Karya Tulis Ilmiah harus menggunakan referensi akademik, seperti jurnal, buku, dan penelitian terdahulu yang terverifikasi. Contoh daftar pustaka untuk KTI:
- Arikunto, Syharsini. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.
- Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Esai Ilmiah bisa lebih bebas dalam mengutip sumber-sumber populer selain akademik. Meskipun demikian, referensi yang digunakan tetap harus kredibel dan relevan.
Tips Menulis KTI dan Esai Ala Nashrul Mu’minin
- Pahami Tujuan: Sebelum menulis, pastikan Anda memahami tujuan dari tulisan Anda. Apakah Anda ingin menyajikan hasil penelitian (KTI) atau mengungkapkan pendapat kritis (esai)?
- Riset Mendalam : Untuk KTI, lakukan riset yang mendalam dan gunakan sumber-sumber terpercaya. Untuk esai, pastikan argumen Anda didukung oleh data atau teori yang relevan.
- Struktur yang Jelas: Ikuti struktur yang sesuai dengan jenis tulisan Anda. KTI membutuhkan struktur yang baku, sedangkan esai lebih fleksibel.
- Gaya Bahasa: Gunakan gaya bahasa yang sesuai dengan audiens Anda. KTI biasanya menggunakan bahasa formal dan akademik, sedangkan esai bisa lebih santai namun tetap profesional.
- Revisi dan Editing: Setelah selesai menulis, luangkan waktu untuk merevisi dan mengedit tulisan Anda. Pastikan tidak ada kesalahan tata bahasa atau typo.
Allah SWT berfirman:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan.” (QS. Al-Alaq: 1)
Ayat ini mengajarkan kita pentingnya membaca dan menulis dalam mencari ilmu. Sebagai mahasiswa, kita harus terus belajar dan mengembangkan kemampuan menulis kita.
Tidak hanya itu, Rasulullah SAW juga bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah).
Hadits ini mengingatkan kita bahwa menuntut ilmu, termasuk menulis, adalah bagian dari kewajiban kita sebagai muslim.
Menulis Karya Tulis Ilmiah dan esai adalah keterampilan penting yang harus dikuasai oleh mahasiswa. Dengan memahami perbedaan dan tips menulis yang tepat, kita bisa menghasilkan tulisan yang berkualitas dan bermanfaat.
Seperti kata pepatah, “Practice makes perfect.” Yuk, terus berlatih dan jadilah penulis yang handal!
Penulis Nashrul Mu’minin, Editor Danar Trivasya Fikri