
PWMU.CO – Cerita Abdurrahman bin Auf di Pena Berkah Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) SMP Muhammadiyah 12 (Spemdalas) GKB Gresik disampaikan Yugo Triawanto MSi, Senin (17/3/2025).
Dalam sambutan di ruang Coding and Al Center (CAC), Kepala Spemdalas ini menyampaikan keberadaan IPM itu sangat penting, karena IPM menjadi media belajar berorganisasi.
“IPM menjadi satu tempat bagi siswa belajar organisasi, bagaimana bicara di depan audien, memimpin, bagaimana menghargai sesama, dan juga mengatur waktu,” katanya.
Dia memaparkan, untuk mendapat yang lebih, siswa IPM harus melakukan lebih daripada yang dilakukan siswa yang tidak ikut IPM. Kalau kita ingin mendapatkan sesuai lebih dari orang lain, maka kita harus melakukan yang lebih dari orang lain.
“Sahabat Rasulullah Saw, Abdurrahman bin Auf merupakan sahabat yang kaya, rela meninggal Makkah ke Madinah, yang konsekuensinya semua hartanya ditinggal di Makkah. Ketika sudah di Madinah, dia diberi kebun tetapi tidak mau. Dia ingin ditunjukkan pasar.
“Ketika ditunjukkan pasar, harta beliau menjadi banyak lagi, berkembang, dan bisa memberikan infaq 40 ribu dinar, kalau sekarang setara 4,5 milyar,” ucapnya.
Abdurrahman bin Auf dalam peperangan, kadang dia juga menyumbangkan seribu ekor kuda. 1 ekor kuda sekarang harganya 200-400 juta. “Itu hanya sebagian hartanya,” tambahnya.
Dia mengatakan Rasulullah bilang Abdurrahman bin Auf masuk surga, tetapi masuknya paling akhir karena hartanya banyak. Abdurrahman bin Auf pun sedih karena masuk surga paling akhir. Maka, Abdurahman bi Auf pun membeli kurma busuk masyarakat yang tidak sempat dipelihara karena Perang Tabuk.
“Supaya jatuh miskin, Abdurrahman bin Auf membeli semua kurma busuk supaya miskin, hartanya bisa berkurang. Masyarakat pemilik kurma pun senang sekali,” ceritanya.
Pada saat yang bersamaan, di Yaman terjadi pandemi, wabah. Menujurt tabib, yang bisa menyembuhkan adalah kurma busuk. Mereka pun sulit membeli karena kurma dibeli semua oleh Abdurrahman bin Auf.
“Maka, kurma Abdurahman bin Auf pun dibeli 10 lipat. Abdurahman bi Auf kembali menjadi kaya. Bukan jatuh miskin, tetapi jatuh kaya lagi,” katanya.
Masuk IPM, tegasnya, adalah rezeki. Softskill itu rezeki. “Kita harus bersyukur kepala Allah karena masuk IPM adalah nikmat yang diberikan Allah, rezeki yang diberikan oleh Allah Swt. Banyak ilmu yang diperoleh di IPM. Cara bersyukur anak IPM yang dengan mendengarkan ketika ada narasumber memberikan materi. Ini contoh cara bersyukur,” tegasnya. (*)
Penulis Ichwan Arif Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan