
PWMU.CO – Mudik bukan sekadar perjalanan fisik kembali ke kampung halaman. Lebih dari itu, ia adalah perjalanan spiritual yang penuh makna.
Itulah inti dari Diskusi Majelis Tabligh ke-4 yang digelar oleh Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur pada Jumat (21/3/2025).
Dengan tema “Spiritualitas dan Refleksi Diri dalam Mudik”, acara ini diadakan secara hybrid—tatap muka di Kantor PWM Jatim dan daring melalui Zoom.
Diskusi ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman: Ust Drs H Nadjih Ihsan, Ketua Divisi Pengembangan Mubaligh Majelis Tabligh PWM Jatim, dan Ust Ir H Tamhid Masyhudi, Wakil Ketua PWM Jawa Timur.
Adapun Ust Munahar SHI MPdI, Sekretaris Majelis Tabligh PWM Jatim, bertindak sebagai moderator.
Mudik: Refleksi Diri dan Penguatan Iman
Dalam pembahasannya, Ust Nadjih Ihsan menegaskan bahwa mudik bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi juga kesempatan untuk merefleksikan perjalanan spiritual seseorang.
“Mudik dalam pandangan tauhid adalah momen refleksi diri, di mana kita bisa mengevaluasi sejauh mana perjalanan spiritual kita selama ini. Selain itu, mudik juga mengajarkan kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi tantangan perjalanan,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa birrul walidain (berbakti kepada orang tua) menjadi aspek penting dalam mudik.
“Mengunjungi orang tua adalah bentuk ibadah yang memiliki kedudukan tinggi setelah tauhid. Birrul walidain menjadi penghubung antara seorang hamba dengan Allah Swt,” tambahnya.
Mudik: Pulang ke Kampung Halaman, Pulang ke Fitrah
Senada dengan itu, Ust Tamhid Masyhudi menguraikan filosofi mendalam dari perjalanan mudik dalam Islam.
“Mudik bukan hanya tentang pulang ke rumah secara fisik, tetapi juga pulang ke fitrah. Ini adalah momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, memperkuat ikatan keluarga, dan menjalin kembali silaturahmi yang mungkin renggang,” jelasnya.
Ia juga menyoroti nilai kebersamaan dalam tradisi mudik, di mana masyarakat yang pulang ke kampung halaman kerap berbagi rezeki dengan sanak saudara.
“Setiap peluh dan lelah selama perjalanan mudik seketika hilang saat kita bertemu keluarga. Momen berbagi ini bukan hanya tentang materi, tetapi juga kebahagiaan dan kasih sayang, yang semuanya merupakan bagian dari ajaran Islam,” paparnya.

Diskusi ini mendapat sambutan hangat dari peserta, baik yang hadir langsung di kantor PWM Jatim maupun yang mengikuti secara daring. Banyak di antara mereka yang berbagi pengalaman tentang bagaimana mudik menjadi sarana untuk mempererat hubungan keluarga dan memperdalam pemahaman agama.
Sebagai bagian dari program rutin Majelis Tabligh PWM Jatim, diskusi ini diharapkan dapat terus memberikan pencerahan kepada masyarakat. Tidak hanya dalam memahami esensi mudik, tetapi juga dalam menerapkan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan.
Mudik selalu dinanti, bukan hanya karena ingin pulang ke kampung halaman, tetapi juga karena ia membawa kita pada perjalanan spiritual.
Ia mengajarkan kita tentang kesabaran, kebersamaan, keikhlasan, dan berbagi. Sebuah perjalanan yang tak hanya membawa kita ke rumah, tetapi juga mendekatkan kita kepada Allah Swt. (*)
Penulis Azrohal Hasan Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan