
PWMU.CO – Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga momentum emas untuk menumbuhkan karakter dan bakat, seperti yang ditunjukkan SMPM 5 Karanggeneng, Lamongan melalui Festival Ramadan 1446 H, Senin-Kamis (17–20/3/2025).
Festival ini bertujuan melatih dan membina kemampuan murid agar tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Sebab, bulan Ramadan adalah momen istimewa turunnya Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang membimbing manusia membedakan antara kebaikan dan keburukan.
Para bapak dan ibu guru SMPM 5 Karanggeneng turut bertugas sebagai dewan juri dalam festival ini. Mereka adalah Ummi Hanik, Tri Nurhayati, Widia Yuliati Ningsih, Erni Fitriyah, Nasruddin, Cita Hasanah, Zuhraini Mahzura, Dewi Noviatin, Fahrurrozi, Firmania Syafana Ukhti, dan Mushlihin. Seluruh juri bersumpah atas nama Allah, karena siapa pun yang bersumpah selain dengan nama Allah, maka ia telah jatuh dalam kekufuran.
Setelah seluruh rangkaian lomba usai, tibalah momen yang dinanti-nanti: para juri mengumumkan para pemenang Festival Ramadan 1446 H.
Muazin terbaik:
- M. Iniko Glodwin
- Ahmad Faris Romadhoni
- M. Zidan Al Farizqy
Tartil terbaik:
- Aliffia Rosa R.
- Wardah Maulida Sholihaty
- M. Salman Al Farisy Abdullah
Kaligrafi terbaik:
- Aisyah Wahyuning Islami
- Qanita Ya’la Amali
- Try Azzara Aisyah Rahma
Puitisasi Al-Qur’an terbaik:
- Adinda Meysa Putri
- M. Mu’alif Dion Saputra
- Roissyatul Khykmiah
Penyanyi lagu religi terbaik:
- Aqilah Imtinanul Malihah
- Cahaya Sella Oktavia
- Hamida Chazayant Fath
Da’i terbaik:
- Moh. Mu’alif Dion Saputra
- Assyfa Auliyah Qurrata A’yun
- Hasna Nuris Sabrina
Harapan para Juri
Juri adzan berharap para muazin mendapatkan pahala yang besar. Sebab, para muazin adalah orang-orang yang paling panjang lehernya pada hari kiamat sebagai tanda kemuliaan.
Juri tartil pun menyampaikan harapannya agar para pembaca Al-Qur’an senantiasa mendapat pahala. “Semoga para malaikat yang suci dan mulia selalu membersamai kalian yang fasih membaca Al-Qur’an,” ujarnya.
Juri kaligrafi mendoakan pahala bagi mereka yang mengajarkan seni kaligrafi. Menurutnya, kaligrafi yang digunakan untuk meneguhkan tauhid memiliki nilai ibadah, bahkan hukumnya bisa menjadi wajib.
Juri puisi menyampaikan bahwa puisi sangat dianjurkan dalam Islam, karena bisa menjadi strategi dalam membangun peradaban dan memperkuat kebudayaan umat manusia.
Juri menyanyi juga memberikan motivasi kepada para peserta. Ia menjelaskan bahwa menyanyi termasuk dalam kategori muamalah duniawiyah yang pada dasarnya mubah. Namun, aktivitas ini menjadi terlarang bila dilakukan dengan cara yang bertentangan dengan ajaran Allah.
Demikian pula juri da’i yang menegaskan bahwa dakwah merupakan kewajiban fardu ain sekaligus fardu kifayah. Lebih dari itu, para pemenang Festival Ramadan mendapatkan piagam penghargaan, piala, serta beasiswa sebagai bentuk apresiasi.
Penulis Mushlihin Editor Zahra Putri Pratiwig