
PWMU.CO – Komitmen Muhammadiyah dalam menebar kebaikan terus diwujudkan melalui berbagai program dakwah, termasuk di kalangan komunitas difabel.
Hal ini tercermin dalam sinergi antara Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) dan Lazismu Jawa Timur yang menginisiasi kegiatan Pesantren Difabel sebagai bagian dari refleksi Ramadan 1446 H.
Kegiatan ini berlangsung di Aula KH Mas Mansur, Kantor Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Rabu (26/3/2025).
Acara tersebut dihadiri oleh komunitas difabel dan komunitas sopir angkutan kota Lin V dengan total peserta mencapai 50 orang.
Menguatkan Ukhuwah dan Rasa Syukur
Agus Lukman Hidayat dari Lazismu Jawa Timur menegaskan pentingnya kolaborasi dalam memperluas jangkauan dakwah.
“Sinergi antara LDK dan Lazismu ini menjadi langkah strategis dalam membangun ukhuwah serta memperluas dakwah ke berbagai komunitas,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua LDK PWM Jawa Timur, Akhmad Tolhah, mengajak seluruh peserta untuk selalu bersyukur atas karunia Allah Swt.
“Kita harus banyak bersyukur atas kesehatan yang diberikan Allah. Kami sangat berterima kasih atas kehadiran peserta dalam Pesantren Difabel ini. Semoga kegiatan ini menjadi refleksi Ramadan yang bermakna bagi kita semua,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya berikhtiar dalam menjalani kehidupan, seraya tetap bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah Swt.
Wakil Ketua PWM Jawa Timur, Dr Sholihin Fanani, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Muhammadiyah telah memberikan kontribusi besar bagi bangsa, baik dalam bidang pendidikan, kesehatan, maupun sosial.
“Muhammadiyah selalu mendasarkan dakwahnya pada al-Qur’an dan Hadis. Kami mengapresiasi Lazismu dan LDK Jatim yang telah menginisiasi program ini. Kami juga berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut,” katanya.
Ia berpesan kepada komunitas sopir Lin V dan komunitas difabel agar senantiasa beribadah, berdoa, dan bersyukur.
“Silaturahmi, berbagi rezeki, serta saling bertukar pengalaman dan ilmu akan mempererat kebersamaan kita. Semoga pertemuan ini menjadi ibadah yang bernilai di sisi Allah Swt,” tambahnya.
Acara Pesantren Difabel secara resmi dibuka oleh Sholihin Fanani, yang sekaligus menyerahkan bingkisan kepada para peserta.
Dalam tausiyahnya, Soedjono Dai Segudang Pari’an menekankan pentingnya rasa syukur dalam kehidupan.
“Hidup yang dipenuhi rasa syukur akan membawa kebahagiaan dan mendorong kita untuk beramal saleh. Dengan berpuasa, kita akan menjadi orang yang bertakwa. Maka, sempurnakanlah puasa dengan sebaik-baiknya, serta jadikan sabar dan sholat sebagai penguat hidup,” pesannya.
Ia juga mengingatkan bahwa pertolongan Allah akan datang pada saat yang tepat, sesuai dengan janji-Nya.
“Allah memberikan ujian sesuai dengan kemampuan kita. Sebagai seorang Muslim, jangan pernah berputus asa,” lanjutnya.
Sesi tausiyah ini diikuti dengan tanya jawab yang disambut antusias oleh peserta. Salah satu peserta, Dani, menanyakan bagaimana tata cara sholat bagi difabel yang kesulitan menjaga kesucian pakaian.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Ustaz Soedjono menjelaskan bahwa Allah Maha Mengetahui kondisi hamba-Nya.
“Dalam kondisi tertentu, Allah memberikan banyak keringanan, termasuk dalam hal kesucian pakaian bagi difabel. Yang terpenting adalah niat dan kesungguhan dalam beribadah,” jelasnya.
Sementara itu, Anas Yusuf bertanya tentang bagaimana doa dapat dikabulkan. Ustaz Soedjono menjawab dengan kisah Tsalabah, yang dahulu meminta didoakan agar menjadi kaya, namun setelah kaya justru lalai dalam beribadah hingga meninggal dunia dalam keadaan jauh dari Allah.
Penulis Andi Hariyadi Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan