
PWMU.CO – Silaturahmi dan Halal Bihalal Keluarga Besar Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Surabaya berlangsung meriah dan penuh antusiasme. Kegiatan yang diikuti seluruh guru, karyawan, dan wali murid ini diselenggarakan pada Sabtu (12/4/2025).
Acara tersebut menghadirkan Ketua Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muchamad Arifin SAg MAg, sebagai penceramah. Hadir pula sejumlah tokoh dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonokromo, Majelis Dikdasmen Aisyiyah Surabaya, serta tokoh-tokoh Muhammadiyah yang berdomisili di kawasan Ketintang dan sekitarnya.
Dalam muqaddimah tausiahnya, Ustadz Arifin menyampaikan bahwa tradisi Halal Bihalal sejatinya merupakan media untuk melakukan tazkiyatun nafs, yaitu proses pensucian jiwa dari penyakit hati seperti dendam, iri, dan permusuhan.
“Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjaga kebersihan hati, karena hal itu menjadi jalan menuju keberuntungan, sebagaimana firman Allah dalam surah as-Syams ayat 9–10:
قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا. وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا
‘Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotorinya’,” ujarnya.
Menurutnya, ayat tersebut menunjukkan bahwa kejernihan hati dan kemauan untuk memperbaiki diri—termasuk dengan saling memaafkan—adalah kunci kebahagiaan dunia dan akhirat.
“Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Bulan latihan untuk menyucikan jiwa, memperbanyak ibadah, dan menahan hawa nafsu. Selama sebulan penuh kita ditempa untuk menjadi pribadi yang lebih sabar, lebih pemaaf, dan lebih dekat kepada Allah,” tambahnya.
Namun ia mengingatkan, semua kebaikan yang telah dibangun selama Ramadhan jangan sampai hilang begitu saja setelah Idul Fitri berlalu.
Tantangan Zaman Digital
Dalam pesannya, Ustadz Arifin juga menyoroti tantangan besar di era digital saat ini. Ia mengatakan bahwa teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan, bahkan anak-anak sejak dini sudah akrab dengan perangkat seperti smartphone, tablet, dan komputer.
“Teknologi memang membawa banyak manfaat seperti kemudahan akses informasi, hiburan, hingga pembelajaran daring. Namun jika tidak diawasi dengan tepat, gadget bisa berdampak buruk terhadap karakter dan masa depan anak,” jelasnya.
Ia menyebutkan, banyak anak yang akhirnya kecanduan media digital, kehilangan semangat belajar, bahkan kesulitan bersosialisasi secara alami. Selain itu, dunia digital juga menyimpan risiko serius seperti paparan konten negatif—kekerasan, pornografi, hingga pergaulan bebas—yang tersembunyi di balik media sosial dan permainan daring.
“Jika hal ini tidak ditangani dengan serius, lambat laun akan merusak akhlak dan melemahkan daya pikir anak,” tegasnya.
Menurut Ustadz Arifin, dalam kondisi seperti ini, kehadiran dan peran orang tua sangatlah vital. “Memberikan gadget kepada anak seharusnya disertai pendampingan, pengawasan, dan pengarahan yang jelas. Yang paling dibutuhkan anak bukanlah teknologi mutakhir, melainkan kasih sayang, bimbingan, dan perhatian dari orang tua,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan akan ancaman lain yang tak kalah serius: penyalahgunaan narkoba.
“Rasa ingin tahu yang tinggi, kurangnya pengawasan, dan pengaruh lingkungan yang buruk bisa menyeret anak ke dalam jerat narkotika. Zat berbahaya ini tidak hanya merusak tubuh, tetapi juga menghancurkan masa depan dan menjauhkan mereka dari nilai-nilai agama, keluarga, bahkan akal sehat,” pungkasnya.
Menyatukan Guru dan Orang Tua
Sementara itu, Kepala Sekolah Karakter SD Muhammadiyah 24 Surabaya, Norma Setyaningrum MPd, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan Halal Bihalal ini tidak hanya sebagai momen silaturrahim, tetapi juga sebagai jembatan untuk mempererat hubungan antara guru dan wali murid.
“Silaturahmi Idul Fitri atau yang lebih dikenal dengan Halal Bihalal ini diharapkan bisa menjadi media penguat komunikasi dan sinergi antara pihak sekolah dan para orang tua,” ujarnya. (*)
Penulis Nashiiruddin Editor Wildan Nanda Rahmatullah