PWMU.CO – Begitu masakan otak-otak lada hitam itu matang, wajah murid-murid kelas 6 SD Muhammadiyah 4 Surabaya langsung sumringah. Dengan senyum lebar, hidung mereka mengendus-endus bau asap yang mengepul dari masakan panas itu.
”Sedaaapppp,” begitu mereka berkata serempak sambil mengacungkan jempolnya. Hari Jumat (17/11/2017) ada pelajaran memasak. “Susah-susah gampang memasak itu, tapi rasanya senang dan puas bisa menyelesaikan dengan sukses. Aku pingin praktik di rumah nantinya,” ucap Najda siswi kelas 6A.
Dalam kelas memasak, guru pembimbing menentukan mengolah otak-otak lada hitam. Agar praktis, bahan otak-otak membeli dalam kemasan yang sudah jadi. Tinggal menggoreng. Tapi agar rasanya lebih yahud dan bervariasi, guru mengajari muridnya dengan memberi tambahan lada hitam.
Baca juga : Tularkan Kesuksesan, SDM 4 Pucang Utus Guru Berprestasi Mengajar di Sekolah Lain
Penanggung jawab keputrian SDM 4 Yuli Evi, mengatakan, kegiatan keputrian lebih menekankan life skills education, termasuk memasak. ”Kegiatan ini bertujuan para siswi punya kecakapan hidup dan bisa bersaing di kehidupan yang sesungguhnya,” ujarnya. ”Dalam pelajaran ini juga nilai tanggung jawab, kerja sama dan tolong menolong,” kata dia menambahkan.
Nilai tanggung jawab, sambung dia, tercermin dari setiap siswi dalam tiap kelompok berbagi tugas untuk membawa bahan dan alat yang diperlukan. Nilai kerjasama bisa terlihat ketika proses memasak dilakukan. Ada yang menyiapkan bahan, mencuci, menggoreng sampai menyiapkan garnis untuk disajikan.
”Sedang tolong menolong tercermin dari adanya saling membantu antar kelompok yang bahannya atau alatnya tidak lengkap. Meski kelompok yang tidak membawa alat atau bahan yang tidak lengkap akan dikurangi nilainya,” ujarnya.
Terakhir penilaian dari hasil masakan, kata dia, di samping rasa dan penampilan, tidak kalah penting adalah kebersihan. Jika terdapat kelompok yang tempat memasaknya tidak bersih akan didiskualifikasi. (muhimmatul)