PWMU.CO – Bencana tanah longsor dan banjir yang terjadi 27 November 2017 lalu mengakibatkan banyak kerugian. Setidaknya, hingga tanggal 3 Desember 2017, pukul 22.00, ada 29 Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) terkena dampak dari bencana tersebut. AUM terdampak itu meliputi komplek TK, SD, MTs, SMA dan, PKU.
Tim MLHPB/MDMC Jatim mencatat, 4 TK Bustanul Athfal terendam banjir. Yakni TK Bustanul Aisyiyah, TK BA Balerejo, TK Aisyiah Wonoanti, dan, TK Soko Al Manar. Akibat kejadian itu, sejumlah dokumen mengalami kerusakan, bahkan hilang.
“TK Bustanul Aisyiah terendam air, elektronik rusak, dan buku rusak pula. TK BA Balerejo dan TK Aisyiah Wonoanti juga banyak bukunya yang rusak. Sedangkan TK Soko Al Manar banyak kehilangan data dan dokumen penting,” kata MLHPB/MDMC Jatim Edi Suwito.
Sementara itu, terdapat 15 SD Muhammadiyah yang terdampak. Yaitu MI Gawang, MI Baleharjo, MI Glinggang, MI Candi, MI Wonoanti 3, MI Wonoanti 2, MIM Nglasan I, dan MIM Gembuk. Terdampak juga MIM ploso I Tegal Ombo, MIM SOKO, MIM Kali Kuning I, MIM Kali Kuning II, MIM Kali Kuning III, MIM Padi 1V, dan MIM Padi II.
“ MTs Nawangan dan SMAM juga terdampak. Rata-rata sekolah tersebut terendam air, data dan dokumen rusak. Bahkan beberapa sekolah banyak komputernya yang rusak,” paparnya.
Sedangkan, akibat bencana itu, alat-alat kesehatan PKU Muhammadiyah Pacitan pun banyak mengalami kerusakan. Seperti 1 unit EKG, 2 set nebuliser, 2 set dopler, 2 unit easy touch, dan 6 unit tensi meter. “Sebagian alat kesehatan terendam air. Misalnya timbangam injak, 7 unit manometer, dan sebagian alat tenun rusak dan hilang. Listrik juga mati total,” terang Edi.
Untuk membantu para korban, MDMC Pacitan mendirikan pos koordinasi di Gedung Dakwah Pacitan Jl.Cokroaminoto Pacitan dan di Lapangan Kecamatan Nawangan. MDMC Pacitan juga turut membersihkan Lumpur di bangunan-bangunan milik Persyarikatn yang terdampak bencana.
MDMC juga membuat Posko kesehatan gratis darurat di depan PKU Pacitan. Adapun jadwal pelayanannya adalah pukul 08.00 -19.00. “Rata-rata ada 30 pasien per hari. Mereka mengidap Ispa, demam, dan beberapa kasus penyakit pada anak. Kami juga jemput bola dengan ambulan keliling. Rata-rata pasien yang kami periksa mengidap tinea pedis, Ispa, myalgia, dan, dispepsia,” kata Ketua LPB MDMC Pacitan Agus Hadi Prabowo.
Untuk memenuhi kebutuhan logistik relawan Muhammadiyah, MDMC membuat Dapur umum di pos Koordinasi Gedung Dakwah Muhammadiyah. Rata-rata 120 nasi bungkus per hari untuk relawan dan sekitar 200 nasi bungkus dibagikan ke beberapa titik pengungsian. Adapun sumber daya yang dimiliki untuk membantu korban adalah MPKU, DMC, LAZISMU, KOKAM LLHPB Aisiyah, PM, NA, IMM, ,PKPU, DMC RSU Muhammadiyah, dan DMC RSU Aisyiah Ponorogo.
“kami juga memberikan bantuan logistik berupa beras, mie instan, dan kebutuhan dapur. Kami melakukan pengiriman logistik sembako di beberpa kecamatan yang terkena dampak tanah longsor, di antaranya Kecamatan Nawangan, Kebonagung, dan Tegal Ombo. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Pacitan dan BPBD telah kami lakukan,” ungkap Edi.
Saat ini, relawan membutuhkan alat semprot air untuk membersihkan lumpur, alat-alat kebersihan, dan transportasi roda dua sebanyak tiga unit untuk bisa menjangkau titik bencana yang sulit di jangkau. Sedangkan para siswa yang terdampak membutuhkan school kit dan seragam sekolah masing-masing berjumlah 800.
“Untuk PKU, dibutuhkan EKG, doppler, tensi meter, manometer, alat easy touch, linen, ambulan, genset, dan kulkas obat. PKU juga membutuhkan komputer, printer, pulse oxymetri, dan, suction. Rencananya, kami akan melakukan operasi assessment ulang kebutuhan masyarakat dan AUM yang terdampak. Juga melakukan pembersihan massal lingkungan yang terdampak banjir, membuka posko kesehatan di PKU Pacitan dan posko kesehatan keliling, membuka dapur umum, dan pemenuhan psikososial,” urainya.
Secara umum, warga yang terdampak dalam bencana banjir dan longsor di Pacitan adalah 1.879 jiwa yang tersebar di 7 kecamatan. Adapun wilayah yang terdampak meliputi Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Tulakan, Tegalombo, Nawangan, Arjosari, dan Ngadirojo. Sementara, korban meninggal dunia berjumlah 20 orang. 16 korban tanah longsor dan 4 korban banjir. Saat ini masih dilakukan assesment di luar kecamatan tersebut. Kemungkinan korban terdampak masih bisa bertambah.