PWMU.CO – Bukan hanya guru dan siswa, tamu pun harus menggunakan bahasa Inggris ketika memasuki kelas-kelas khusus ini.
Seperti yang dialami Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Gresik Ir Dodik Priambada, ketika menjadi juri dalam Lomba Lingkungan Sekolah Muhammadiyah Sehat (LLSMS) di SD Muhammadiyah Manyar, Selasa (5/12/17) pagi.
Sebagai juri, Dodik—yang ditemani anggotanya Mohammad Nurfatoni—harus memeriksa ruang-ruang sekolah, termasuk kelas-kelas yang dimiliki.
Ketika hendak masuk pada salah satu kelas, Dodik diingatkan oleh seorang Koordinator Sekolah agar menggunakan bahasa Inggris saat di kelas.
“It’s 6 grade of Yunus Anis. It’s ICP Class. So, You must speak English here,” ucap Ria Pusvita Sari, Koordinator International Class Programme (ICP) pada Dodik Priyambada. Maksudnya, “Ini kelas 6 Yunus Anis. Ini kelas ICP. Jadi, Bapak harus berbicara dengan bahasa Inggris di sini.”
Maka ketika masuk kelas, Dodik pun “mematuhi” permintaan pihak sekolah itu. Ia menyapa siswa. “Is it ICP Class?” tanya Dodik pada salah satu siswa.
“Yes, it’s ICP Class. But I’m from regular class. I’m from 6 grade of Jenderal Sudirman,” jawab Zulfi Adam Fadli yang berada di bangku depan.
Zulfi sebenarnya berasal dari kelas 6 reguler Jenderal Sudirman. Ia di berada di kelas ICP karena saat itu sedang mengikuti Penilaian Akhir Semester (PAS) yang peserta dalam tiap kelas diacak.
Meskipun Zulfi bukan siswa kelas ICP, namun dia tetap menjawab dengan bahasa Inggris. Karena, seperti disampaikan tadi, semua harus berbahasa Inggris.
“Every day, who are cleaning up the floor?” tanya Dodik ke siswa yang duduk di belakang.
Maksudnya, setiap hari, siapa yang membersihkan lantai.
“The students. We have cleaning team. That’s our schedule. You may see over there,” jawab Nasya Nadhira, siswa kelas 6 ICP sambil menunjuk ke papan informasi kelas.
Dia menjelaskan bahwa para siswa punya tim kebersihan sambil menunjuk jadwal piket yang ada di dinding kelas.
“Ooo I see. Where is Aida Tasya?” tanya Dodik mencari nama salah satu siswa yang namanya tercantum dalam jadwal piket kelas hari itu.
“There is no Aida Tasha here. She does her exam in other room,” jawab Vela Razita seraya menunjuk posisi kelas temannya. Rupanya Tasya sedang ujian di kelas lain.
Kepada PWMU.CO, Dodik menyatakan kebanggaannya. Dia juga terkesan melihat English atmosphere di sekolah ini. “Saya tak menyangka anak-anak begitu nyaman dan enjoy berbahasa Inggris dengan siapa saja. Bahkan siswa kelas non-ICP pun ikut berceloteh dengan bahasa Inggris,” ujarnya.
Bergeser dari kelas 6, kedua juri tersebut memasuki ruang kelas 5 Neptunus. Salah satu Koordinator Sekolah yang menemani, menyapa siswa dengan bahasa Indonesia, sesekali dicampur dengan bahasa khas daerah asalnya, Lamongan.
“Speak English, please. This is ICP Class,” tegur Vita, panggilan akrab Koordinator ICP, yang saat itu berada di belakangnya. Vita mengingatkan koleganya yang keceplosan berbahasa non-Inggris.
Sadar akan teguran tersebut, Shofan Hariyanto, Koordinator Kesiswaan itu, langsung mengubah bahasanya. “Astaghfirullah, sorry … I forget,” ucapnya.
Sambil menyusuri koridor lantai 3, Mohammad Nurfatoni mengungkapkan ketertarikannya terhadap program ICP.
“Kelas ICP di sini ada di semua jenjang?” tanyanya kepada Rudi Purnawan, Koordinator Kurikulum yang mendampinginya. “ICP ada di semua jenjang, mulai kelas 1 hingga kelas 6,” jawabnya.
Rudi menerangkan, untuk menjadi siswa Kelas ICP ada seleksi khusus. “Mereka harus menjalani pre-school selama kurang lebih 3 bulan di SDMM. Pelaksanaannya di bulan Pebruari-April. Dalam satu minggu mereka masuk pada hari Senin, Rabu, dan Jumat pukul 13.30-15.00,” ujarnya.
Dia menambahkan, materi yang dipelajari selama pre-school adalah bahasa Inggris dasar. Harapannya, ketika masuk Kelas ICP, mereka sudah tidak kaget lagi dengan instruksi-instruksi dasar berbahasa Inggris.
“We have one day for English day, It is Wednesdays. But special for ICP students and ICP teachers, Everyday is English Day. Harapannya, pembiasaan berbahasa Inggris sebagai bahasa Internasional bisa menular ke semua kelas dan semua guru,” jelasnya dengan bahasa campuran Inggris-Indonesia.
Dia mengatakan, SDMM ini punya satu hari berbahasa Inggris, yaitu Rabu. “Tetapi khusus untuk siswa dan guru ICP, setiap hari berbahasa Inggris.”
Rudi menambahkan, selain Kurikulum 2013, Cambridge Primary Curriculum juga digunakan di kelas ICP.
LLSMS diadakan oleh Majelis Dikdasmen bekerja sama dengan Majelis Lingkungan Hidup PDM Gresik dan Pimpinan Cabang IMM Gresik.
Keep Learning, English is Easy! (rps)