PWMU.CO – Refleksi Diri menjadi salah satu sesi menarik dalam Pendidikan Khusus Kepala Sekolah (Diksuspala) yang diadakan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur di Trawas, Mojokerto, Rabu (24/1/18).
Instruktur kelompok SD Dr Akhtim Wahyuni mengajak peserta duduk melingkar. Masing-masing peserta diminta merefleksi diri tentang kegiatan yang sudah mereka jalani hingga hari ketiga.
Cahyo Iswahyudi, peserta dari SD Muhammadiyah 18 Surabaya, mengaku mendapat pelajaran berharga saat sesi Rope Knots Game.
“Saya menjadi yakin bahwa setiap permasalahan pasti dapat diselesaikan jika setiap individu saling sabar, menghargai, dan mencari solusi bersama. Permasalahan yang datang bukan untuk diabaikan, namun untuk diselesaikan bersama,” terangnya.
Sementara itu, peserta lain Ummi Habibah mengaku beruntung ditugaskan kepala sekolah mengikuti kegiatan ini. “Saya jadi sadar, pekerjaan kepala sekolah ternyata sangat banyak, yang dipikirkan juga banyak hal,” ungkapnya.
Biasanya, ujarnya, kami di sekolah menyarankan kepala sekolah untuk begini dan begitu sebatas kacamata kami. “Bukan kacamata pimpinan sekolah,” ucapnya.
Seluruh peserta menyimak dengan tulus apa yang disampaikan tiap peserta. Memerhatikan setiap informasi yang disampaikan dengan penuh empati. Perilaku mendengarkan dengan sepenuh raga dan sepenuh jiwa saat refleksi, sebagai dampak langsung setelah peserta mendapat materi membangun relasi positif.
Selanjutnya, Akhtim—sapaan akrab akhtim Wahyuni—meminta peserta membuat lipatan akordion dari selembar kertas HVS ukuran A4, yang bagian kanan atas lipatan kertas tadi diberi nama peserta.
“Ketika saya memberi aba-aba ‘ganti’, maka kertas harus digeser ke kanan. Peserta yang menerima lipatan kertas menuliskan sifat positif peserta yang namanya tertera pada kertas. Perpindahan kertas akan berakhir sampai lipatan kertas kembali ke pemiliknya. Sehingga, setiap peserta akan menuliskan sifat positif teman satu kelasnya,” jelasnya.
Raut sumringah tampak di wajah Supriyadi, salah satu peserta saat membaca sifat positif dirinya yang ditulis seluruh peserta diklat. “Menulis dan mengetahui sifat positif seseorang dan diri sendiri lebih membahagiakan dan memberi energi untuk lebih menghargai dan menerima tanpa syarat diri sendiri dan orang lain,” ungkapnya terkesan.
Think, talk, and feel positive. (ECU/AK)