SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya SD Muhammadiyah 6 Surabaya
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
  • Login
Kamis, Mei 15, 2025
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
lazismu
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Kabar
  • Opini
  • Suara Perserikatan
  • Kajian
  • Feature
  • Khutbah
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kolom

Kolonialisme Baru Itu Bernama Ekspor dan Indeks Scopus?

Senin 29 Januari 2018 | 20:17
in Kolom
317 3
0
102
SHARES
320
VIEWS
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
ADVERTISEMENT


Oleh Daniel Mohammad Rosyid *)

PWMU.CO – Di penghujung Januari 2018 ini kita mendengar kabar dari para petani sawit bahwa ekspor mereka dipersulit oleh Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), dengan berbagai dalih.

Sebagai balasan, para petani sawit itu kemudian menghimbau agar masyarakat Indonesia memboikot produk-produk MEE.

Kita tahu bahwa soal ini adalah perang dagang yang jarang sekali kita menangkan. Dalam kasus sawit ini perlu segera diingat bahwa nasib kelapa kita terpuruk karena perang dagang juga sehingga kelapa boleh dikatakan telah diganti sawit.

umsurabaya umsurabaya umsurabaya
ADVERTISEMENT

Padahal sawit bukan tanaman asli Indonesia dan jenis tanaman yang tidak bersahabat dengan lingkungan karena sangat rakus air dan rakus lahan.

Perlu juga dicatat juga bahwa penghasilan kita dari sawit saat ini sudah melampaui pariwisata dan migas.

Kasus sawit ini sebagian menunjukkan betapa kita sangat tergantung ekspor. Selama kita gagal mengolah sawit mentah menjadi produk bernilai tambah tinggi, maka kita akan tetap tergantung ekspor sawit mentah atau minyak sawit mentah.

Padahal pasar dalam negeri kita bisa dibesarkan dengan mengolah sawit menjadi berbagai produk turunan lain dengan nilai tambah tinggi untuk pasar dalam negeri.

Harus segera diingat bahwa di era penjajahan dahulu, para penjajah itu menjarah berbagai komoditi kita untuk dijual ke Eropa. Melalui penjajahan itu mereka memeroleh berbagai komoditi itu dalam harga yang sangat murah melalui proses produksi primer murah yang setara dengan perbudakan.

Gejala ketergantungan ekonomi kita pada ekspor komoditi berharga rendah (harganya bahkan ditentukan oleh New York, London atau Amsterdam) itu adalah gejala era kolonial yang tidak banyak berubah hingga saat ini.

Scopus, kolonialisme baru?
Sebagai insan universitas, saya melihat ada semacam analogi antara ekspor dan Scopus—sebuah pangkalan data ilmiah yang dimiliki oleh Elsevier dan berkantor pusat di Amsterdam.

Kinerja dosen perguruan tinggi saat ini juga ditentukan oleh publikasi terindeks Scopus. Ini sama saja dengan ekspor yang harus memenuhi standard Eropa. Seorang dosen dinilai tidak produktif jika tidak mengekspor tulisan hasil penelitiannya ke Jurnal Internasional yang terindeks Scopus.

Ekspor hasil-hasil dan data-data penelitian ke Jurnal Internasional terindeks Scopus ini menunjukkan satu keanehan dengan derajat yang meninggi.

Pertama, kita secara sukarela bahkan dengan membayar, menyerahkan hasil-hasil penelitian kita ke orang asing. Padahal dahulu para penjajah itu harus melakukan penelitian sendiri ke tanah jajahan tersebut.

Kedua, kita bahkan semakin tergantung pada penilaian orang asing untuk menilai kinerja ilmiah kita.

Saya harus mengatakan bahwa ini adalah penjajahan dalam bentuk baru, dalam perang asimetris saat ini.

Jika ketenaran seseorang peneliti diukur melalui indeks Scopusnya, seorang rekan peneliti muda saya mengatakan bahwa ketenaran itu membuat ikhlas makin sulit.

Masalahnya adalah ajaran bahwa ketenaran itu penting sudah menyusupi benak kita saat perankingan dimulai di sekolah. Mereka yang rankingnya tinggi adalah para jawara, dan yang rankingnya rendah adalah para pecundang.

Penilaian kinerja melalui perankingan bertahun-tahun ini telah menyebabkan sebuah deprived emotional dependance yang luas—setara dengan Kejadian luar biasa—di mana hampir setiap orang bingung kalau tidak diranking, lalu segera merasa menjadi pencundang jika rankingnya di bawah.

Jika keikhlasan itu adalah kesetiaan pada bakuan prosedur operasional, lalu bersabar itu adalah istiqamah pada tujuan, maka perankingan dalam berbagai bentuk yang dilakukan oleh orang asing atas kita, harus kita sikapi dengan lebih santai kalaupun masih peduli.

Oleh karena itu kita perlu bersabar agar kesempatan ikhlas kita bisa lebih baik jika kita menguatkan pasar domestik dengan produk bernilai tambah tinggi melalui hilirasi hasil-penelitian kita dari pada sibuk menyerahkan data dan hasil penelitian kita demi melayani perankingan orang asing. [*]

Sukolilo, 29 Januari 2018
*) Daniel Mohammad Rosyid adalah Guru Besar ITS Surabaya.

Tags: Ekspor SawitINDEKS SCOPUS
SendShare41Tweet26Share
Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim Milad dan Roadshow #3 Media Official PWM Jatim
ADVERTISEMENT

Related Posts

ASKA 2017: Agar Tidak Ada Lagi Jurnal PTM Jatim yang Hidup Segan Mati Tak Mau
Kabar

ASKA 2017: Agar Tidak Ada Lagi Jurnal PTM Jatim yang Hidup Segan Mati Tak Mau

Senin 16 Oktober 2017 | 11:38
117

Terpopuler Hari Ini

  • Aneka Sajian Masakan Menjadi Penutup Rangkaian Ujian Praktik MadtsaMutu Pondok Modern Paciran

    Aneka Sajian Masakan Menjadi Penutup Rangkaian Ujian Praktik MadtsaMutu Pondok Modern Paciran

    1155 shares
    Share 462 Tweet 289
  • Kunjungan Staf Ahli Kemendikdasmen: Sekolah Unggul Wajib Tanamkan 8 Karakter Ini

    136 shares
    Share 54 Tweet 34
  • Tumbar: Sosok Aktivis Ulet, Pekerja Keras dan Tidak Mudah Berputus Asa

    65 shares
    Share 26 Tweet 16
  • Madtsamuda dan Umsida Jalin Kesepakatan Awal untuk Pengembangan Kurikulum Kelas Arabic

    29 shares
    Share 12 Tweet 7
  • Memukau! Dua Alumni SMPM Jipat Karangasem Jadi MC Wisuda Terpadu Pondok Pesantren Muhammadiyah Karangasem

    98 shares
    Share 39 Tweet 25
  • SD Muhida Gelar Raker Kolaboratif: Kolaborasi Hebat, Muhida Melesat

    24 shares
    Share 10 Tweet 6
  • 85 Siswa Smamuga Siap Dikukuhkan Jadi Guru Al Quran Metode Ummi

    21 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Melawan Serangan ‘Brain Cipher Ransomware’

    2036 shares
    Share 814 Tweet 509
  • PWM Jatim Akan Gelar Milad dan Roadshow #3 Media Official di UMM

    20 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Pentas Seni Islami SD Muhammadiyah 2 Tulangan Tampilkan Bakat dan Kreativitas Siswa

    25 shares
    Share 10 Tweet 6

Terkini

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    358734 shares
    Share 143494 Tweet 89684
  • Kokam Jatim Konsolidasi dan Nyatakan Sikap

    232985 shares
    Share 93194 Tweet 58246
  • Buku Saku Mudahkan Praktik Baitul Arqam Muhlibat

    231090 shares
    Share 92436 Tweet 57773
  • Kisah-Kisah dari PCIM Malaysia: Sanggar Bimbingan hingga Wasola

    171527 shares
    Share 68611 Tweet 42882
  • Siswa Disabilitas Smamsatu Borong Juara di Lomba Ini

    122378 shares
    Share 48951 Tweet 30595
  • Kelas Telkom Fiber Optik SMKM 5 Babat Diresmikan Kadindik Jatim

    122277 shares
    Share 48911 Tweet 30569

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
SMP Muhammadiyah 5 Surabaya SMP Muhammadiyah 5 Surabaya
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Suara Perserikatan
  • Aisyiyah dan NA
  • Kabar
  • Kajian
    • Ngaji Hadits
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Mediamu
  • Teknologi & Gaya Hidup

© PWMU.CO - PT Surya Media Jatim