PWMU.CO – Persahabatan Muhammadiyah dengan Boedi Oetomo, merupakan salah satu kunci keberhasilan organisasi ini dalam melakukan pembaruan. Selain ikut membantu mengurus legalitas organisasi dari pemerintah kolonial, kedekatan keduanya juga terlihat dari Kongres Boedi Oetomo 1917 yang diselenggarakan di rumah pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan. Juga tidak sedikit tokoh Boedi Oetomo yang ikut memperkuat barisan Muhammadiyah, meski tidak menjadi anggota secara resmi.
Di Surabaya, dr Soetomo misalnya, salah satu pendiri organisasi Boedi Oetomo, juga banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan Muhammadiyah. Bersama koleganya, pahlawan Nasional ini mengelola Poliklinik Muhammadiyah di Sidodadi rumah nomor 57, tentu saja tanpa gaji.
Poliklinik ini sendiri merupakan cikal bakal Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya yang sekarang berlokasi di Jl KH Mas Mansyur 180-182. Sebelum ke lokasi yang sekarang, RS ini pernah pindah di Jl Karangtembok, Pegirian (1925). Barulah pada tahun 1929 pindah ke lokasi yang sekarang, yang di sela-sela itu juga pernah bertempat sementara di Ampel Maghfur
Dalam pembukaan Poliklinik pada hari Ahad, 14 September 1924 itu, juga dihadiri oleh perwakilan Pengurus Besar Muhammadiyah Haji Soedja’ dan Ki Bagus Hadikoesoemo. Sementara, dr Soetomo, diamanahi untuk memberi sambutan kepada pada undangan sekaligus memperkenalkan pergerakan Muhammadiyah.
Berikut petikan sambutan sosok yang namanya diabadikan sebagai nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang didokumentasikan Suara Muhammadiyah. Meski ada naskah asli dengan ejaan lama, untuk mempermudah, pwmu.co menyesuaikannya dengan ejaan terkini.
***
Nyonya-nyonya dan Tuan-tuan. Atas nama Perserikatan kita yang namanya Muhammadiyah, yakni untuk memperingati Nabi kita, Nabi Muhammad s.a.w, kami mengucapkan selamat datang dan terima kasih untuk perhatian tuan-tuan, yang tampak pada hari ini.
Sebelum kami menerangkan maksud pertemuan yang sederhana ini dengan pendek, haraplah kami hendak menerangkan Perserikatan kami pada tuan-tuan. Perserikatan kami ini, sebagai juga perserikatan lainnja yang memang macam Jawa yang bertabi’at (bersifat) menjadikan dan memperbaiki lahirnya di tanah Vorstenlanden, yakni tempat yang orang Jawanja masih memegang kejawaannya.
Meskipun Perserikatan kami itu kelihatannya dan wujudnya ada berlainan dengan Perserikatan yang lainnya yang timbul di dunia pada waktu yang kurang lebih bersama-sama. Yakni Perserikatan kami ini ada bersifat Islam. Tetapi pada hakikatnya Persyarikatan kami itu tiada lain hanya satu dari beberapa pertunjuk lahirnya pikiran baru yang menggetarkan bahagian antero dunia yang berfikir. Lagi pula boleh dikatakan akan pertimbangan atau perlawanan pengajaran Darwin. Bukankah pengajaran Darwin itu berasas peperangan hidup?
Selanjutnya halaman 02…