PWMU.CO-Tim Perawatan Jenazah Masjid al-Jihad Situbondo terus bergerak cepat. Setelah menggelar kajian merawat jenazah dengan materi cara memandikan jenazah, kini kajian lanjutan pun digelar lagi. Rabu (04/04/2018) malam, kajian merawat jenazah dilaksanakan dengan materi cara mengkafani jenazah di lantai dua Masjid al-Jihad, Situbondo.
Dipandu Ustadz Imam Zuhri, kegiatan rutin sekaligus praktik merawat jenazah tersebut diikuti sekitar 40 jamaah yang merupakan unsur pimpinan ranting Muhammadiyah dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Situbondo dan PCM Panji. Mereka terlihat serius mengikuti kajian cara merawat jenazah sekaligus praktik merawat jenazah dengan materi cara mengkafani jenazah.
Dalam kajian tersebut, Ustadz Imam Zuhri meminta bantuan dua orang untuk jadi model dalam praktik cara mengkafani jenazah. Dua model yang ditunjuk adalah Hasan Basri mewakili orang berpostur besar dan Sugiran mewakili orang berpostur kecil.
Setelah ditunjuk modelnya, peserta kajian lain menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan, seperti kain kafan, gunting, kapas dan tikar. Dimulai dengan mengukur kain kafan sesuai tinggi badan jenazah ditambah 40 cm ke bawah dan 40 cm ke atas. Caranya, Hasan Basri sebagai model disuruh mengambil posisi terlentang. Dari situ, peserta lain bisa mengukur Hasan Basri untuk mengetahui kebutuhan kain kafannya. “Kalau sudah diukur, tolong disiapkan 3 lembar kain kafannya sesuai dengan ukuran Pak Hasan,” pinta Ustadz Imam Zuhri.
Sementara itu, peserta kajian lainnya menyiapkan tali jenazah sebanyak 8 tali yang didapatkan dari sisa potongan kain kafan. Setelah semua bahan siap, maka proses pengkafanan dimulai. Pertama, sebanyak 3 tali ditaruh di bawah tikar yang sudah diberi kain kafan dan 5 tali di atas tikar. Kemudian 3 kain kafan dihamparkan dan diatur sedemikian rupa sehingga bagian kepala lebih lebar dibandingkan bagian kaki.
Hasan Basri kembali mengambil posisi dengan tidur terlentang tepat di atas kain kafan. Selanjutnya proses membungkus jenazah diteruskan sampai sempurna. Dan tiba saatnya model kedua, Sugiran dikafani. Sugiran pun mengambil posisi tidur terlentang di atas kain kafan. Karena semua perlengkapan sudah siap, maka praktik cara mengkafani yang kedua ini berjalan lebih cepat.
Di akhir acara, Ustadz Imam Zuhri menyampaikan bahwa ilmu perawatan jenazah ini sangat penting.”Di masyarakat masih jarang orang yang siap untuk merawat jenazah. Maka sungguh beruntung para jamaah yang sudah praktik merawat jenazah dan siap terjun di masyarakat. Dan ingat, orang yang baik adalah orang yang banyak memberi manfaat pada orang lain,” pungkas Imam mengakhiri ceramahnya.
Sementara itu, Ketua Tim Perawatan Jenazah al-Jihad Arie Husnaini menyampaikan rasa bahagianya karena kajian sekaligus praktik perawatan jenazah berjalan lancar dan sukses.”Mudah-mudahan dengan kegiatan ini nantinya di setiap ranting PCM Situbondo dan PCM Panji akan mempunyai tim perawatan jenazah tersendiri, sehingga tidak tergantung dengan tim yang ada di Masjid al-Jihad,” harap pria yang juga Ketua PCM Panji ini. (Sugiran)