PWMU.CO – Materi “Kepemimpinan Rasulullah dan Relevansi dengan Zaman Now” menjadi salah satu tema yang menarik dalam Darul Arqam Nasyiatul Aisyiyah (DANA) II Wilayah Kerja Tengah, yang berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah Gresik, Sabtu (14/4/18)
Apalagi Ustadz Sya’roni—anggota Majelis Tarjih dan Tajdied Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gresik—membawakan materi itu dengan menarik sehingga berhasil membuat 40 peserta yang terdiri dari ibu-ibu muda itu antusias.
Sesekali mereka tertawa oleh joke Pak Roni—panggilan akrabnya. Rasa kantuk yang melanda peserta pelatihan pun hengkang.
Pak Roni mengawali materi dengan membacakan Alquran Surat Al-ahzab Ayat 21, yang artinya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”
Jadi, kata Pak Roni, Rasulullah itu uswatun hasanah atau teladan yang baik.
Menurut dia, Rasulullah Muhammad SAW itu memiliki dua unsur “kepribadian”.
Yaitu, rasul yang artinya utusan. Ada unsur kenabian, yakni hamba yang hatinya disinari sifat, menyatu dengan sifat-sifat ketuhanan (asmaul husnah). “Jadi rasul itu hamba Allah yang hatinya bercahaya Ilahi Rabbi,” ujarnya.
Sedangkan Muhammad adalah pribadi seperti manusia biasa yang rentan mengalami kesalahan, punya sifat egoistis dan karakteristik, dipengaruhi budaya, gen, dan adat hidup sekelilingnya. Kerasulan itulah yang membuat Muhammad selalu terbimbing oleh wahyu.
Yang menarik, ternyata nabi dan rasul itu semuanya laki-laki. Mengapa demikian? “Laki-laki itu tegar, tidak cengeng, mengedepankan akal pikiran, dan hati nurani,” urainya.
Pertanyaan yang lebih menarik lagi, lalu bagaimana dengan perempuan seperti Nasyiah dan Aisyiyah dalam beruswah kepada Nabi yang laki-laki itu?
“Untuk ukuran urusan kewanitaan diserahkan kepada Aisyah, tapi resepnya tetap dari Rasulullah,” jelasnya.
Lebih jauh, Pak Roni menjelaskan beberapa contoh sifat keteladanan Nabi Muhammad, seperti saat kerja bakti. “Saat kerja bakti Nabi dihidangkan berbagai macam makanan, pada saat itu beliau dipersilahkan untuk makan terlebih dahulu, tapi Nabi menolak,” ucapnya. “Artinya, Nabi tidak mau mendahului kepentingan orang lain dari pada kepentingan pribadi.”
Berbeda dengan zaman now. Banyak yang mementingkan dirinya dari pada orang lain. “Ada orang yang bisa berhaji berkali-kali tetapi tidak memberikan kesempatan kepada orang lain,” dia memberi contoh.
Pak Roni juga mengemukakan kisah seorang perempuan yang berhasil menyelamatkan anjing yang hampir mati. “Orang seperti ini sudah dijanjikan surga oleh Allah,” tuturnya.
Tapi dia mengingatkan, “Jangan berkorban semata-mata karena orang, tetapi karena Allah,” ujarnya sambil mengingatkan kalau ada orang yang tidak peduli pada kaum dhuafa maka, “Kalian yang harus peduli,” tegasnya.
Tentang DAN II, Sya’roni SE mengungkapkan kegiatantersebut sudah bagus. “Peserta masih muda-muda, kita tinggal memberi landasan yang kuat saja buat mereka,” ujarnya.
Untuk diketahui, DANA II Kabupaten Gresik dilaksanakan pada bulan April dan Mei 2018, dan dibagi menjadi 3 wilayah kerja (wilker). Yaitu Wilker Tengah meliputi Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Gresik, Manyar, Cerme, Gresik Kota Baru, Kebomas, Sangkapura, dan Duduk Sampean.
Wilker Utara terdiri dari PCNA Bungah, Sedayu, Dukun, Ujung Pangkah dan Panceng. Sedangkan PCNA Balong Panggang, Benjeng, Driyorejo dan Wringin Anom masuk menjadi Wilker Selatan. (Anik)