PWMU.CO-Kegiatan Hizbul Wathan (HW) di SMP Muhammadiyah 04 Tanggul (Muhata) berlangsung ceria dan menggembirakan, Jumat (27/4/2018). Lebih menggembirakan lagi karena Wali Kelas 7-A Humaiyah, S.Pd yang barusan datang dari umroh bersedia memberikan ‘oleh-oleh’ dengan jadi pembina apel upacara. “Tahukah kalian kalau gambar di pintu ka’bah sama dengan logo Muhammadiyah?” tanya Humaiyah kepada para siswa yang mengikuti apel dalam sambutannya.
Hanya bedanya, lanjut dia, kalau di pintu ka’bah bergambar matahari dengan dua belas sinar bertuliskan Muhammad di tengahnya. Sedang logo Muhamamdiyah bergambar matahari dengan dua belas sinarnya dan bertuliskan Muhammadiyah (pengikut Nabi Muhammad ). “Dan tahukah kalian apa arti dua belas sinar tersebut?” tanya dia kembali.
Humaiyah kemudian menyuruh siswanya untuk mengingat-ingat lebih detail pada firman Allah dalam surat As Shaf ayat (14). Di ayat tersebut dijelaskan ketika Nabiullah Isa Alaihis salam bertanya kepada dua belas sahabatnya yang setia. “Siapakah di antara kalian yang bersedia menjadi penolong agama Allah? Kedua belas sahabat yang dikenal dengan Hawariyyin menjawab, kami yang akan menjadi penolong agama Allah,” kata Humaiyah mengutip ayat tersebut.
Begitulah, lanjut dia, KH Ahmad Dahlan ketika menggambar logo Muhammadiyah. Beliau terinspirasi dengan gambar di pintu ka’bah. Jadi sejatinya KH Dahlan mengharap kepada kader Muhamamdiyah, baik guru, murid, atau dalam status apapun untuk bisa menjadi penolong–penolong agama Allah. “Kita berjuang di Muhammadiyah sebagai jalan memperjuangkan agama Allah,” tegas Humaiyah.
Apel selesai, permainan HW pun digelar. Pagi ini bermain memberi dan menerima perintah. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Satu di antara mereka menjadi pemandunya. Kedua mata anggota kelompok ditutup dengan hasduk HW, mereka berdiri rapi. Bertandingan antar kelompok.
“Pegang pundak temanmu, jangan sampai terputus. Dengarkan baik–baik perintah pemandumu, dan buat pemandu, buatlah perintah yang mudah dimengerti,” kata Humaiyah memberi aturan permainan. “Satu..dua.. tiga,” Humaiyah memberi aba–aba.
Masing–masing kelompok bergegas menyusuri jalan yang ditentukan. Masing–masing pemandu memberi aba-aba. Kiri, kiri, kanan, belok dan seterusnya. Aksi kelompok membuat penonton yang duduk di pinggir halaman belakang sekolah terpingkal-pingkal. “Ayo, kiri, kiri, kiri,” perintah Misbahul Huda, siswa kelas 8B kepada kelompoknya.
Bergeraklah kelompoknya sesuai perintah. Semakin kekiri, kekiri, dan semakin ke kiri. Huda menyadari kalau dirinya membuat perintah salah. Tal ayal, anggota kelompoknya menabrak tembok pembatas sebelah kiri “Mas Huda, perintahmu salah”, teriak Humaiyah.
“O, iya, salah ke kanan, kanan, kanan,” sekali lagi Huda memberi perintah. Kamipun tertawa terbahak–bahak.
Lain lagi kelompok Pretestia, siswa kelas 8A. Karena terlalu semangat agar kelompoknya mencapai finish terlebih dahulu, dia tetap saja memberi perintah meski kelompoknya kocar–kacir. Sebagian menabrak tumpukkan genting, sebagian tercecer di belakang. “Mbak Tia, perhatikan kelompokmu,” teriak Humaiyah sekali lagi. Tia pun menghampiri kelompoknya.
“Terus, terus, lurus,” teriak Thufail, siswa kelas 8B kepada kelompoknya. Anggota kelompok tak menyadari kalau mereka sudah sampai finish,mereka tetap terus bergerak. Mereka bahkan tak tahu kalau Thufail sedang usil, dan apa yang terjadi? Mereka masuk jurang.
Di akhir permainan, Humaiyah memberikan penguatan. ”Nak, hari ini kita belajar memberi dan menerima perintah. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberi perintah yang mudah dipahami anggotanya. Anggota yang baik adalah yang mampu menjalankan perintah pimpinan dengan benar. Kalian adalah kelompok. Jangan pernah membiarkan anggota kelompokmu tercecer dan ketinggalan. Kalian harus menjadi pemimpin yang bertanggung jawab”, jelas Humaiyah mengakhiri HW pagi ini.(Humaiyah)